Sejak remaja hingga dewasa dan menikah, saya mengalami dismenore setiap mengalami haid. Pada waktu itu, saya berpikir bahwa ini faktor keturunan saja, karena hanya saya dan satu orang kakak perempuan  di keluarga yang mengalami hal itu. Tidak sama halnya dengan dua kakak perempuan lainnya.
Bedanya, kakak perempuan saya menderita dismenore hebat, sampai gak bisa melakukan aktivitas apapun, selain berbaring di tempat tidur. Saking nyerinya, beliau menangis dan didampingi ibu untuk urusan makan dan mandi. Hal itu berlangsung sampai jelang selesai masa haid.
Sedangkan saya, meskipun mengalami nyeri luar biasa, masih bisa berjalan sesekali, meski tak bisa melakukan kegiatan ringan atau berat yang biasa saya kerjakan. Rasa nyeri ini hanya berlangsung hari pertama sampai hari kedua masa menstruasi.
***
Seperti dilansir oleh halodoc.com, Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan umumnya muncul saat sedang haid atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah terkait haid yang paling umum dikeluhkan.
Apa yang saya alami selama ini bukanlah kram, melainkan nyeri perut yang luar biasa di bagian bawah, hingga menjalar ke punggung bagian bawah, sehingga tidak kuat duduk terlalu lama.
Bersyukur, saya tidak mengalami mual, nyeri kepala dan gejala lainnya. Hanya pada nyeri perut karena mengalami kontraksi berlebih saat keluar darah haid.
Baca juga:Â Cuti Haid Membantu Saya Produktif Saat Kembali Bekerja
Sering saya mendengar bahwa rasa nyeri akan hilang kelak jika sudah menikah dan melahirkan anak. Namun, hal itu tidak selalu benar. Buktinya, saya tetap mengalami dismenore setiap kali 'datang bulan'.
***