Saya pun pernah berkonsultasi soal ini kepada dokter umum saat saya remaja dan dokter kandungan ketika masa kehamilan. Saya ceritakan kondisi setiap mengalami nyeri haid.
Sebagaimana penjelasan dokter, saya mengalami apa yang disebut dengan Dismenorea yang terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya hingga dapat membuat nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.
Gangguan menstruasi memang berbeda pada tiap wanita. Info selengkapnya bisa pembaca dapatkan di sini.
Dengan penjelasan dari dokter, saya bisa memahami kondisi tubuh, adanya gangguan hormonal atau tidak, penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dan penanganannya agar saya tetap nyaman beraktivitas.
Beruntung, saya tidak mengalami perubahan emosi seperti marah-marah atau hal sensitif lainnya. Hanya pada lebih cepat lelah dan harus istirahat sejenak untuk memulihkan stamina akibat nyeri haid.
***
Bagaimana saya mengatasi nyeri haid?
Meski ada saran penggunaan obat untuk mencegah atau mengurangi nyeri haid, saya hampir tak pernah mengkonsumsinya. Karena saya tak ingin bergantung dengan obat kimia, khawatir juga dengan kondisi organ tubuh lainnya jika mengkonsumsi obat.
Pada dasarnya, saya penyuka jamu atau minuman herbal tradisional lainnya. Sejak remaja dan mengakami haid pertama, ibu selalu mengajarkan saya untuk meminum ramuan warisan budaya Indonesia yang kaya akan rempah.