"Siapa yang suka baca cerita horor?" Mbak Muthia AlHasany melempar tanya pada kawan-kawan di Whatsapp grup yang saya ikuti, sekitar akhir bulan Agustus 2021.
Membalas sapaan beliau, saya klik ikon wanita mengangkat satu tangannya untuk membalasnya bersamaan sahutan, "Saya, mbak."
Eh, ada kawan lain yang menyahut, BunNaz -- panggilan kesayangan saya kepada Bunda Siti Nazarotin -- yang juga sesama Kompasianer. Anggota lain di grup ada yang berbalas dengan jawaban sama, ada yang gak suka baca karena cerita mistis dianggap ngeri.
Ada apa gerangan dengan pertanyaan Mbak Muth? Beliau menyambungnya dengan memberikan tautan dari Risalah Misteri, sebuah komunitas para penulis cerita horor/misteri yang mengadakan lomba untuk membacakan kisah-kisah yang pernah dimuat di laman mereka.
Wah, asyik nih! Saya dan BunNaz gercep aja dah menyambut tantangan tersebut. Bu Guru asal Blitar ini pun lantas membentuk grup WA guna menyusun tim kecil sebagai wadah komunikasi persiapan mengikuti lomba.
***
Awalnya saya mencari cerita misteri apa yang bakal kami bacakan. Ini bukan pertama kalinya saya berselancar di laman kisah misteri. Karena sesama Kompasianer pun ada yang mengunggah karya-karya fiksi maupun kisah nyata horornya di sana.
Tetiba mata saya tertuju pada judul "Tertawa Sebelum Mati" karya Mbak Lilik Fatimah Azzahra. Sekilas membacanya dari awal hingga akhir, terbersit untuk mengajukan cerita horor miliknya kepada tim.
Singkat cerita, kami pun setuju membacakan cerita ini. Meski kami sempat berganti formasi yang terdiri dari 5 orang, akhirnya kami mendapatkan anggota final yang bakal membersamai mengikuti lomba.
Sejak formasi peserta lengkap dan final, kami pun mulai berlatih bagaimana membacakan cerita horor yang notabene adalah hal baru bagi kami untuk membacakan, merekam dalam video dan bakal ditayangkan oleh penyelenggara di kanal youtube-nya.