Semangat pagi, Pembaca Kompasiana yang berbahagia!
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, di Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, dalam keadaan sehat dan berbahagia, kita bisa merayakan hari besar negara tercinta. Semua karunia Allah, semoga kualitas hidup kita semakin baik dan sejahtera dalam lindungan-Nya, aamiin.
Meski saya unggah tulisan ini di sore jelang malam usai memasak, tak bosan saya mengajak pembaca semua untuk selalu merasakan semangat pagi!
Telah beberapa pekan berlalu saat, keluarga kami menerima oleh-oleh dari tetangga yang sempat mudik ke Jawa Timur. Beliau memberi 2 bungkus krupuk opak singkong dan 1 bungkus krupuk kulit sapi. Kedua krupuk tersebut masih mentah. Tentunya harus saya olah untuk bisa menikmatinya.
***
Kerupuk kulit beberapa daerah menyebutnya rambak atau jangek adalah kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau yang diolah dengan diberi bumbu rempah dan penambah rasa. Setelah mengalami proses perebusan dan pengeringan pada terik matahari biasanya sekitar 2-3 hari, kerupuk mentah yang kering ini siap digoreng menjadi kerupuk yang siap untuk dihidangkan.
Sedangkan kerupuk opak adalah kudapan kering renyah sejenis dengan kerupuk khas Sunda, Jawa Barat. Opak berbeda bahan dasarnya dari kerupuk. Kerupuk terbuat dari tepung tapioka, sedangkan opak terbuat dari tepung beras/ketan yang diberi bumbu garam, gula,kelapa parut dan bumbu penyedap. Opak berbeda dengan kemplang atau amplang. Selengkapnya silakan bisa dibaca pada bagian referensi yang saya sediakan di bawah artikel.
***
Awalnya, saya bingung, krupuk kulit sapi mau diolah jadi apa? Kalau cuma digoreng, buat cemilan, agak seret juga di tenggorokan.
Akhirnya saya berselancar ke youtube untuk belajar membuat sambal goreng krecek tahu. Sepengetahuan saya, krecek terbuat dari kerupuk kulit atau rambak yang dilunakkan dalam masakan. Biasa sebagai pendamping manisnya Gudeg khas Jogja.