Semangat Sehat, duhai pembaca Kompasiana yang selalu menyunggingkan senyuman!
Siang yang cukup terik di Kota Tepian Mahakam - tempat saya tinggal - tetiba bergelayut mendung saat saya sedang asyik mengolah masakan. Usai menyajikan menu makanan, merapikan dan membersihkan dapur, hujan pun mengguyur.Â
Alhamdulillaah, sejuknya mengusir hawa panas yang sedari tadi menemani aktivitas saya di dapur. Sembari menikmati masakan yang telah terhidang.
Ya, kali ini saya berbagi resep masakan lagi ya, dengan bahan utama daging ayam. Sengaja kali ini saya olah dengan rasa pedas, tentu saja berteman dengan cabai!
Lidah akan makin terasa nikmat menyantap masakan bila berteman dengan rasa pedas. Setuju, kan? Bisa dari jahe, lada atau merica, dan cabai.
Seperti yang kita ketahui, ada beberapa macam cabai di pasar. Cabai merah, cabai rawit dan cabai hijau.Â
Cabai merah (Capsicum annum var logum) ada dua jenis, yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting.
Cabai merah besar bentuknya lurus dan berongga di bagian dalamnya, rasanya tidak terlalu pedas dan kadar airnya tinggi. Sedangkan, cabai merah keriting ukurannya lebih kecil, padat dan berkelok-kelok. Rasanya lebih pedas dan aromanya tajam.
Cabai hijau (Capsium annum var annum)Â bentuknya sama seperti cabai merah, tetapi kulitnya lebih tebal. Ada cabai hijau besar dan cabai hijau keriting. Rasanya tidak sepedas cabai merah. Cabai hijau berasal dari cabai merah yang belum matang, dipetik ketika masih berwarna hijau.
Cabai rawit (Capsicum frustecens) bentuknya lebih kecil. Ada dua macam cabai rawit, yaitu cabai rawit putih (ada yang kecil dan ada yang besar, yang masih muda berwarna putih, lalu menjadi oranye setelah tua), dan cabai rawit hijau (padat berisi, kulitnya halus dan licin, saat masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah).