Dinda, apa kabarmu?
Selain berharap kau baik-baik saja, rindumu masih terpatri untukku, ya.
Jarak dan waktu yang membentang, takberarti memudarkan hasrat untuk kita bertemu.
Izinkan kekasih pilihanmu berkunjung dalam lembaran kertas yang menampung seluruh rindu hari ini untukmu.
Dinda, sudikah kiranya kau menunggu?
Maaf, kepastiannya belum bisa kusampaikan.
Aku pun berusaha mengolah rasa, agar takjadi gila hanya karena jauh darimu.
Percayalah, kita takkan terpisah, janji kan kutunaikan.
Dinda, mungkin kita taksua dalam waktu dekat.
Sudilah kiranya bersabar.
Sanggupkah barang sejenak melupakanku dengan kesibukanmu? Agar rindu yang kautadah dalam relung kalbu, tak membuatmu mengutuk diriku.
Harap kita bersanding,
kelak sebiduk semahligai dalam janji suci di depan penghulu.
***
Itu katamu, pada sepucuk surat usang.
Dulu, yang telah berlalu sewindu.
Kiranya Kanda taktunai janji.
Berpindah ke lain hati.
Kini tunas cinta yang bertumbuh dalam jiwa Dinda
Hadir lebih tulus, mengikat sukma.
Deras, menyiram jiwa yang pernah gersang.
Dinda telah menemukan cinta sejati yang takpernah usang.
***
Buatmu yang siap menata hati dan hari esok, 23012021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H