Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Pantai Lamaru

23 Desember 2020   15:08 Diperbarui: 23 Desember 2020   15:12 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja mengajakku menikmati nuansa jingga di Pantai Lamaru.
Sapuan hiasan langit membuatku takjub.
Layang-layang yang bermain di angkasa menari riang.
Menurut saja sesuai tarikan permainan.

Senja mengajakku melintas tepi Pantai Lamaru.
Menikmati hangatnya pasir yang bercumbu dengan ombak.
Menyaksikan deburnya yang berusaha memecah karang.
Menurut saja sesuai desiran bayu yang menggebu.

Nyiur berbisik lirih padaku di Pantai Lamaru.
'Aku tahu kau memendam rindu, demikian Senja berkabar padaku'
Ah, aku tersipu.
Apa benar aku merindu?
Atau hanya sekedar dipeluk sunyi beribu waktu?

Cakrawala tertawa, memandangku dari balik batas singgasananya.
Karena wajahku merona tak mengaku atas isi hati yang merana.
Merana karena rindu dendam tak berkesudahan.
Oi, apakah kiranya sang Surya yang mulai tumbang akan menyampaikan suara hati yang gulana padanya?

Malam menjelang, tampak satu bintang berkedip genit.
Kuajak senja untuk pulang.
Mendekap harap esok mentari menyapa jiwa.
Memberi semangat baru, mengurai nestapa, menguar bersama riuh kepak sayap burung menyambut asa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun