Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Doa Saya untuk Mereka Berdua dan Para Pendukungnya

17 November 2020   13:15 Diperbarui: 17 November 2020   13:23 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini beragam tulisan beredar terkait Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Nikita Mirzani (NM). Berisi pendapat, komentar dan pandangan atas keduanya. Saya pribadi kok jadi risih membacanya. Meski sah-sah aja, toh tulisannya lolos sensor dari para pengelola media sosial, termasuk di rumah kita, Kompasiana.

Saya yang membacanya hanya sanggup membatin dan berdoa saja, agar keduanya tidak berseteru tegang, tidak makin runyam, tidak saling berbalas dengan nyinyir, sinis dan komentar pedas. Duhai, saya terus berharap Indonesia itu adem, tentrem, dan bisa saling ramah satu sama lain. Ngimpi? Engga lah, wong Indonesia iku sumeh-sumeh, kok! (baca: ramah bingits). Tenan!

Untuk yang terhormat HRS beserta seluruh para pengikut atau pendukungnya dan NM beserta para fans-nya, doa dan harapan saya, semua bisa saling duduk bersama. Sampaikan apa yang menjadi ganjalan rasa dengan santun dan baik. Ngomongnya ya dengan penuh kasih sayang. Yang satu bapak sholeh, yang satunya emak sholehah.

Jika ada hal yang kurang berkenan, salinglah memaafkan. Jangan sampai kedua belah pihak berpecah belah hanya karena saling lontar kata yang tidak perlu. Wong Indonesia iku seneng guyup lan rukun, tenan tho?

Pengen lihat mereka damai, saling rangkul, berbalut kesantunan. Begitu juga dengan masing-masing pendukung, pengikut, apapun namanya deh. Tak ada lagi nyinyir, tak ada lagi sindir. Ramaikan jagat media sosial dengan keteladan. Plus, termasuk kita para kompasianers. Bikin tulisan yang adem gak bikin sepi pembaca kok. Itu kata saya sih, hehehe.

Bismillaah, semoga doa saya dan pembaca yang ingin perdamaian antarkeduanya bisa terwujud. Damai itu mulainya dari diri sendiri, untuk tidak terpancing emosi.

Ya, Allah Yang Maha Pengasih.
Sayangi Indonesia dan penduduknya, Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun