Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gara-gara Mereka, Saya Jadi Ketagihan!

21 Oktober 2020   12:27 Diperbarui: 21 Oktober 2020   12:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ya, benar. Gara-gara mereka, saya jadi ketagihan.

Ketagihan apa?

Ketagihan menulis, kegiatan baru saya setahun belakangan ini.

Awalnya sekedar mengikuti lomba menulis di sebuah komunitas tilawah, mengantarkan hasil karya saya menjadi salah satu dari 10 karya terbaik, hingga dibukukan menjadi Antologi. Hal tidak terduga sebelumnya, 'ternyata, nulis tuh asyik juga ya'.

Bermula dari itulah, saya lalu mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan online atas saran kawan-kawan yang berkecimpung di dunia tulis-menulis. Wawasan jadi makin terbuka, pertemanan menjadi makin luas di dunia maya. Kini memberanikan diri mengunggah tulisan di media sosial atau online.


Menulis? Emang gampang?


Saya juga merasa ngeri-ngeri sedap saat pertama kali ikutan belajar nulis. Takut salah. Apalagi dengan aturan-aturan kepenulisan. Musti bahasa baku lah, perhatikan tanda baca lah, mana yang fiksi, mana yang non-fiksi lah. Belum lagi latihannya yang pake dikejar deadline.

Terinspirasi dari mentor kepenulisan yang saya ikuti pelatihannya, bahwa menulis itu ada kaitannya dengan budaya baca, minat baca, kebiasaan membaca. Beliau bilang: menuliskan apa yang Anda dapatkan dari buku yang dibaca, akan mendapatkan pelajaran yang dipetik.

Selama ini saya hanya membaca. Dalam artian hobi berat membaca. Kadang merenungkannya, mempraktekkannya, menceritakan isi buku ke kawan-kawan, tapi belum tergerak untuk menuliskannya. Entah membuat resensi atau pendapat saya tentang buku tersebut. Ya, hanya sekedar sebagai kegemaran saja. Nah, sekarang saya jadi seneng nulis gara-gara mereka. Nyalahin mereka?  Engga juga sih, hehehe. Malah bersyukur!

Kenyataannya, menulis jadi aktivitas baru. Bukan gara-gara pandemi, tapi saya musti mengobrak-abrik mental blok saya dalam menuangkannya menjadi kalimat. Ga pake takut lagi, dah! Hikmah yang saya dapatkan, menulis  selalu berhubungan dengan membaca. Gimana bisa nulis kalo engga baca? Ya, kaaan? (baca: desah manja ala Syahrini).

Karena membaca sudah jadi hobi berat, kini menulis jadi awal kegemaran. Buku yang dibaca tentu bisa jadi referensi. Dan referensi terbaik adalah dari apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasa, kita raba, lalu jadi tulisan yang bermanfaat, karena kita sendiri yang jadi saksi atas apa yang kita tuliskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun