Mohon tunggu...
Siska Alfi
Siska Alfi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Time is precious, more than money.

Selanjutnya

Tutup

Money

New Normal UMKM di Tengah Akselerasi Digital Era Pandemi

29 Januari 2021   12:28 Diperbarui: 29 Januari 2021   12:34 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan percepatan perubahan di bidang teknologi informasi digital. Pasalnya, masyarakat memiliki keterbatasan dalam beraktivitas secara tatap muka, demi mencegah penularan virus, hingga beralih melakukan aktivitas melalui internet atau secara virtual. Perubahan tersebut menghasilkan "adaptasi kebiasaan baru" terhadap beragam sektor, tak terkecuali UMKM di Indonesia.

Faktanya, "adaptasi kebiasan baru" di sini tak hanya berputar soal protokol kesehatan atau pencegahan penularan virus, melainkan cara pasar bekerja, yang mana UMKM terlibat sebagai pelaku di dalamnya. Anggota DPR Mukhamad Misbakhun melalui unggahannya di media sosial memaparkan, bahwa setidaknya sudah ada 8 juta UMKM yang tercatat go digital (sudah memasuki dunia digital) sebelum pandemi Covid-19. Tahun 2020 lalu angka tersebut bertambah sebanyak 3,7 juta UMKM, hingga keseluruhannya mencapai 11,7 juta.

Kenaikan digitalisasi para pelaku UMKM tersebut diharapkan Misbakhun mampu menjadi pengungkit sekaligus contoh kepada UMKM yang lain. Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini juga mengharapkan digitalisasi UMKM bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi 6 jutaan di tahun 2021. Ia juga mengungkapkan target tersebut bisa tercapai melalui bantuan modal usaha dari pemerintah dalam program stimulus ekonomi.

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021 sendiri telah mengalokasikan pagu anggaran sebesar Rp63,84 triliun untuk dukungan UMKM, korporasi, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), meski belum merincu jatah ketiganya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan bahwa porsi UMKM adalah yang terbanyak.

Ketersediaan stimulus sebagai tambahan modal dan digitalisasi inilah yang diharapkan Misbakhun mampu menaikkan kelas UMKM, yang sebelumnya berupa usaha mikro, bertransformasi menjadi usaha kecil, menengah, dan bisa sampai menjadi usaha yang besar.

Tak hanya mendorong UMKM memasuki ranah digital, Presiden Jokowi juga telah merencanakan pelibatan UMKM dalam rantai perdagangan ekspor. Misbakhun pun memaparkan, "Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang Indonesia tahun 2020 surplus US$21,7 miliar dan merupakan pencapaian yang baik di tengah pandemi virus corona."

Selain memasuki ranah digital, Presiden Jokowi telah merencanakan pelibatan UMKM dalam rantai perdagangan ekspor, maka dengan seluruh faktor pendorong tersebut, ekosistem usaha yang kondusif perlu dibangun antara UMKM dengan pengusaha besar maupun pemerintah, agar bisa masuk ke pasar global.

"UMKM juga menjadi kunci utama kebangkitan dan pemulihan ekonomi nasional bukan karena jumlahnya yang banyak, tetapi dampaknya atas pembukaan lapangan pekerjaan dan dirasakan langsung kehadirannya di tingkat akar rumput masyarakat," cuit Misbakhun.

Sumber 1

Sumber 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun