Mohon tunggu...
Raden Siska Marini
Raden Siska Marini Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Profesional

Seorang manusia yang percaya bahwa pendidikan adalah jembatan menuju perubahan. Dengan semangat membara, ia bercita-cita untuk menjadi manusia yang bermanfaat, menginspirasi mahasiswa bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengajar, Siska aktif berkontribusi dalam berbagai proyek sosial dan penelitian, menjadikan setiap langkahnya penuh makna. Dalam dunia yang terus berubah, ia berkomitmen untuk membekali generasi masa depan dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang kuat, sehingga mereka dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wulan Sari : Perempuan dan Karya untuk Pembangunan

4 Januari 2025   15:23 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok : Wulan Sari A.S (Ketua KOPRI PB PMII)

Di tengah maraknya pembicaraan tentang pembangunan, baik di kota maupun pedesaan, ada sebuah nasihat sederhana namun mendalam dari Wulan Sari A. S, Ketua KOPRI PB PMII, yang sangat relevan untuk kita renungkan: "Setiap kata harus menjadi kerja, setiap kerja harus menjadi karya." Nasihat ini membawa kita pada sebuah pemahaman yang lebih dalam mengenai peran perempuan, terutama dalam konteks pembangunan infrastruktur di pedesaan.

Seringkali, dalam percakapan mengenai pembangunan, kita lebih fokus pada angka-angka, proyek besar, atau kebijakan yang rumit. Padahal, yang tidak kalah penting adalah bagaimana setiap kata, komitmen, dan pernyataan yang kita buat bisa diterjemahkan menjadi tindakan yang nyata, terutama dalam pengembangan infrastruktur di pedesaan. Infrastruktur di desa bukan hanya soal bangunan fisik, tetapi juga mengenai pemberdayaan masyarakat dan menciptakan dampak jangka panjang yang bisa dirasakan oleh banyak orang.

Wulan Sari, sebagai seorang perempuan yang memimpin KOPRI PB PMII, mencontohkan bagaimana kata-kata yang diucapkan dalam peran kepemimpinan harus diikuti dengan aksi nyata. Dalam konteks pembangunan pedesaan, ini berarti bahwa setiap janji atau rencana untuk memperbaiki infrastruktur harus benar-benar diwujudkan dalam bentuk kerja yang bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Tidak cukup hanya berbicara tentang pentingnya akses jalan, air bersih, atau pendidikan, tetapi kita harus benar-benar melaksanakan proyek-proyek tersebut dengan kesungguhan hati dan penuh tanggung jawab.

Namun, di balik pentingnya pembangunan infrastruktur tersebut, peran perempuan dalam proses ini sangat krusial. Wulan Sari, sebagai contoh, menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas luar biasa untuk memimpin dan berkontribusi dalam pembangunan desa. Perempuan seringkali berada di garis depan dalam kehidupan sosial dan ekonomi desa, baik dalam mengelola rumah tangga, memberdayakan ekonomi lokal, hingga menjadi agen perubahan dalam pembangunan komunitas.

Perempuan tidak hanya menjadi penerima manfaat dari pembangunan infrastruktur, tetapi mereka juga merupakan aktor utama dalam mewujudkan perubahan tersebut. Mereka memiliki peran penting dalam merencanakan dan mengimplementasikan program-program yang tidak hanya berkaitan dengan infrastruktur fisik, tetapi juga sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Jika perempuan diberdayakan, mereka bisa menjadi kekuatan besar untuk mempercepat proses pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kerja keras yang dilakukan oleh perempuan dalam pembangunan pedesaan tidak hanya terlihat dari kontribusi mereka dalam mengelola infrastruktur, tetapi juga dari perubahan sosial yang mereka bawa. Setiap aksi yang dilakukan perempuan---baik itu dalam membangun jalan desa, menyediakan fasilitas air bersih, hingga memfasilitasi program pemberdayaan---merupakan karya yang membawa dampak besar bagi masyarakat. Sebuah karya yang tidak hanya menyentuh kehidupan pribadi mereka, tetapi juga merubah wajah desa itu sendiri.

Dengan kata lain, "setiap kata harus menjadi kerja, setiap kerja harus menjadi karya" adalah ajakan untuk perempuan untuk tidak hanya berbicara tentang perubahan yang diinginkan, tetapi untuk benar-benar bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini, perempuan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pencipta karya-karya pembangunan yang signifikan.

Di akhir pekan ini, mari kita merenung, apakah kita sudah mulai mewujudkan kata-kata dan janji-janji kita dalam bentuk kerja nyata? Terutama dalam konteks pembangunan pedesaan, di mana peran perempuan sangat penting untuk menciptakan infrastruktur yang berkelanjutan. Dengan menguatkan peran perempuan, kita tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga fondasi sosial yang akan bertahan lama bagi generasi mendatang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun