Pulang dalam perjalanan seringkali memberi kita waktu untuk berpikir. Ditemani rintik hujan yang jatuh perlahan di kaca jendela, obrolan dengan sang mentor membuka banyak sudut pandang yang tak terduga. Kami berbicara tentang banyak hal, namun ada satu topik yang begitu membekas di benak saya: knowing what I am doing---tahu apa yang saya lakukan dalam hidup ini.
Pertanyaan sederhana, tetapi bagi saya, itu adalah pintu untuk membuka lebih dalam makna hidup. Seiring berjalannya waktu, kita sering terjebak dalam rutinitas dan menganggap hidup ini hanya sekedar "untung dan rugi." Tapi, seperti yang dikatakan mentor saya, hidup sejatinya jauh lebih kompleks dari sekedar hitung-hitungan matematis. Ada momen ketika kita harus peka terhadap keadaan, tahu kapan kita harus berhenti, dan kapan kita harus melanjutkan perjalanan.
Sebagai contoh, dalam kehidupan ini ada momen di mana kita perlu merenung sejenak, seperti ketika kita berjalan jauh dan merasa lelah. Apakah ini saatnya untuk berhenti dan memberi ruang bagi diri kita untuk mereset? Atau justru ini adalah waktu yang tepat untuk terus melangkah, meskipun terasa berat? "Timing is everything," katanya, dan memang benar. Seperti seorang pelukis yang memilih kapan harus berhenti menggoreskan kuasnya pada kanvas, kita juga harus tahu kapan sebuah perjalanan atau langkah harus dihentikan atau dilanjutkan.
Namun, jangan lupa---hidup juga bukan hanya soal logika dan empirisme. Ada dimensi yang lebih dalam, lebih luas, yang tidak selalu bisa dijelaskan dengan angka atau teori ilmiah. Inilah yang saya sebut sebagai supra logos, energi yang ada di luar jangkauan pemikiran rasional kita. Seperti yang sering diingatkan oleh mentor saya: "If the energy you put into life is positive, positive things will come back to you." Energi yang kita bawa, baik atau buruk, akan mempengaruhi perjalanan kita. Maka, jika kita membiarkan energi positif mengalir, kita akan menarik hal-hal baik ke dalam hidup kita.
Hidup, pada akhirnya, hanya butuh daya hidup. Tidak perlu terlalu khawatir tentang apa yang akan terjadi esok hari. Fokuslah pada bagaimana kita menghidupi hari ini dengan energi yang baik, karena itulah yang pada akhirnya akan membawa kita pada tempat yang seharusnya. Seperti yang sering saya dengar dari mentor saya, "The best way to live is simply to live."
Terkadang kita cenderung terlalu membebani diri dengan pikiran tentang masa depan, apa yang akan kita capai, dan apakah kita sudah cukup berhasil. Tetapi, mungkin yang kita butuhkan hanya untuk belajar hadir, menikmati momen sekarang, dan mempercayakan energi kita pada hal-hal yang positif. Hidup ini tidak perlu terlalu dipikirkan, cukup dijalani dengan penuh kesadaran.
Dan pada akhirnya, mungkin hidup ini memang sederhana, meski kadang kita berusaha untuk memperumitnya. Seperti yang sering saya dengar dari mentor saya, "The best way to live is simply to live."
Terima kasih banyak untuk obrolan-obrolan mendalam yang penuh dengan kebijaksanaan, mentor "from the sky." Saya tidak tahu apakah Anda benar-benar ada di langit atau hanya menulis dari sudut pandang yang tinggi, tetapi setiap kata yang Anda sampaikan adalah seperti angin segar yang mengingatkan saya untuk tetap melangkah dengan hati yang lebih ringan.
"Not all those who wander are lost." --- J.R.R. Tolkien
Bahkan dalam perjalanan yang tampaknya tanpa tujuan, kita sering menemukan makna yang lebih besar.