Mohon tunggu...
siskawati iskandar
siskawati iskandar Mohon Tunggu... Freelancer - FL surveyor

seseorang yang sedang berusaha menjadi surveyor handal dan suka bngt modifikasi berbagai jenis kue-kue. Kunjungi catatan lingkungan di: https://cakullingkungan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mewujudkan Air yang Ramah untuk Warga Jakarta

28 Agustus 2019   07:56 Diperbarui: 4 September 2019   15:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari ketiga langkah-langkah tersebut jika berjalan dengan baik maka tidak mungkin Warga Jakarta yang masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan terhindar dari kekeringan. 

Karena dari adanya penerapan langkah awal yaitu membenahi badan air sungai Ciliwung maka terhindar dari adanya pendangakalan debit air dan kualitas air yang buruk. 

Tetapi kenyataanya yang kita amati sekarang adalah air sungai yang bau, keruh, banyak sampah, lalat dan sumber vektor hewan yang membawa penyakit. 

Dengan kondisi demikian membuat ekosisitem yang ada di dalam air dipastikan akan mati karena beban pencemar lebih besar sehingga dari aktivitas demikian terjadi eutriot yang mana terjadi peledakan tumbuh enceng gondok yang meniadakan kandungan Oksigen di dalam air. 

Otomatis dengan tumbuh suburnya enceng gondok dapat menyebabkan pendangkalan air sebagai sumber air baku untuk pengolahan. 

kita mengetahui kondisi air sungai Ciliwung sekarang, maka untuk mendapatk air yang ramah bagi warga Jakarta haruslah melalui proses tahapan pengelolaan. Dimana dijelaskan ke dalam skema sebagai berikut :

Dokpri
Dokpri
Yang menjadi catatan disini adalah bahwa pada saat pendistribusian dikhawatirkan jaringan pipa terdapat kebocoran karena usia pipa, kondisi pipa yang tidak sesuai peruntukkan dan terbenam karena getaran dari luar. 

Dari aktivitas kebocoran secara fisik dapat mengakibatkan air menjadi terkontaminasi dari luar dan terjadi tekanan negatif sehingga yang terpompa/ tersalurkan adalah air yang keruh dan mengandung miroorganisme. 

Padahal dari proses pengolahan yang sudah sesuai standar tetapi karena tidak adanya pemantauan dari petugas dalam hal jaringan pendistribusian air minum maka otomatis kontaminan dari luar masuk ke dalam pipa. Kalau sudah begitu siapa yang disalahkan yaa ???

Oleh karena itu marilah kita semua untuk menjaga lingkungan, bukankah kerusakan lingkungan disebabkan oleh ulah tangan kita sendiri ?? ingat masih ada anak cucu kita yang akan menikmati sumber daya alam selanjutnya. Maka jaga dan rawatlah, atau istilah kata jika tidak mau merawat setidaknya jangan dirusak !!

Oleh karena itu aku dan air mengajak pemangku kebijakan terutama dalam bidang pengeloaan air yang terkait marilah kita bekerja secara optimal demi kelestarian dan keberlangsungan hidup ini. Jangan ada lagi terdengar keluhan bagi warga Jakarta:

  1. Kok air olahan PAM keruh sih?
  2. Kok air gak ngalir-ngalir ya ?
  3. Kok pas dibuka krannya malah yg keluar air berlumpur sih ?
  4. Kok pas dibuka ada cacing ya ?
  5. Udah melakukan pengaduan ke petugas kok ga ada yang respon ya?
  6. Kok meter air udah rusak , kenapa ga diganti ya?
  7. Petugas-petugas PDAM kerjanya ngapain ya? Air sebulan hanya beberapa kali nyala, tapi kok tagihan besar yaa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun