Dampak Konversi Lahan Sawah terhadap Tingkat Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
 Siska Damayanti (181510601039)
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian subur dan luas serta terletak di garis khatulistiwa. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian besar penduduk di Indonesia bermata pencaharian menjadi seorang petani. Seiring dengan berkembangnya waktu pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin tinggi, sehingga menyebabkan timbulnya persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya lahan. Masalah tersebut menyebabkan terjadinya kegiatan konversi lahan sawah menjadi lahan non pertanian untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan tempat tinggal dan untuk pembangunan usaha indrustri di bidang non pertanian (Sumaryanto et al. 2006).
Menurut Irianto (2016), kecenderungan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pertanian tidak bisa dihindari, hal itu terjadi karena lokasi lahan pertanian yang strategis sangat diminati untukkegiatan non pertanian seperti kegiatan industri, status kepemilikan lahan yang belum jelas serta luas lahan pertanian yang dimiliki petani tergolong sempit.
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki banyak lahan pertanian produktif. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan perkembangan perekonimian yang semakin tinggi menyebabkan lahan pertanian yang ada di Kabupaten Karanganyar banyak yang beralih fungsi menjadi pemukiman dan daerah industri (Purwaningsih dkk, 2015).
PembahasanÂ
Konversi lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten Karaganyar Jawa Tengah disebabkan oleh adanya perkembangan industri dan pemukiman yang semakin meningkat setiap tahunnya akibat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi juga. Menurut Syafitri dan Susetyo (2018), alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Karanganyar selama tahun 2007 sampai tahun 2017 mencapai sekitar 1523,56 ha atau setara dengan 152 ha/tahun.
Tahun 2007 luas lahan pertanian yang ada di Kabupaten Karanganyar sebesar 41437, 60 ha, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan sehingga menjadi 39914,33 ha sedangkan dari tahun 2007 -- 2017 sektor perumahan dan industri semakin meningkat yaitu seluas 448,66 ha. Semakin berkurangnya lahan pertanian akan menyebabkan terjadinya penurunan ketahanan pangan.
Hasil uji statistik menunjukkan penurunan produksi padi sampai tahun 2018 mencapai 6.309,8 ton atau sekitar -2,9 persen per tahun, penurunan produksi tersebut tidak hanya menurunkan ketahanan pangan tetapi juga menurunkan pendapatan petani (Wibowo, 2015).