Dunia sedang berduka, dimana saat ini kita sedang mengalami fenomena yang sangat berhaya dan menyebabkan kepanikan yang luar biasa bagi manusia yaitu suatu virus yang bernama "Virus Corona". Virus ini terdeteksi di kota Wuhan, China pada tahun 2019. Akibat yang ditimbulkan dari virus ini sangatlah besar, bukan hanya dalam bidang kesehatan saja, akan tetapi juga meluluh lantahkan seluruh sektor kehidupan seperti ekonomi, industri, sosial dan pendidikan. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengambil sejumlah kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Kebijakan utamanya adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rakyat yaitu dengan bekerja, beribadah dan belajar di rumah, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar), bahkan baru baru ini pemerintah sedang gencar menggalakan aturan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Namun, peraturan ini memberikan dampak yang luar biasa bagi segala sektor, salah datunya dalam pendidikan dimana pemerintah menerapkan metode PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau pembelajaran dengan metode daring. Mengapa demikian? Sebab kita ketahui besama bahwa ekonomi dan teknologi di Indonesia masih belum stabil, terlebih bagi siswa yang berada di wilayah 3T.
Penerapan PJJ ini banyak dikeluhkan orang tua, siswa dan guru. Alasannya karena diwilayah terpencil sendiri masih belum tersedianya fasilitas yang memadai seperti sinyal yang tidak stabil, orang tua yang gaptek, tidak memiliki gawai, atau bahkan tidak memiliki kuota internet. Karena realitas yang terjadi, banyak sekolah yang berusaha untuk memecahkan  tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka namun dengan jumlah siswa dan waktu yang sangat terbatas. Misalnya, siswa yang belajar dalam satu hari jumlahnya 5 orang dalam waktu 2 jam. Dalam seminggu juga, siswa hanya belajar selama 3 hari. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar khususnya bagi siswa, karena menyebabkan penurunan pencapaian belajar atau materi yang didapat para siswa dan akibatnya mengurangi kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran serta kemampan dasar lainnya.
Kegiatan belajar membaca dan belajar bahasa inggris dilakukan setiap hari senin sampai jum'at, dengan durasi waktu 2 jam. Untuk metodenya sendiri dilakukan dengan belajar sambil bermain, misalnya bermain kartu huruf, bermain game "Belajar Membaca", menonton video dan membuat gerakan huruf. Siswa yang mengikuti program ini adalah anak-anak yang berada diwilayah dekat (satu kampung) kelas 2 sampai kelas 6 yang belum lancar membaca sebanyak 10 orang. Namun, dalam pelaksanaanya anak-anak dibagi menjadi 2 periode, yaitu 5 orang untuk kelas membaca pada pukul 08.00 dan 5 orang untuk kelas bahasa inggris pada pukul 09.00. Kegiatan berlangsung dengan memenuhi protokol kesehatan yang berlaku, seperti mencuci tangan, memakai handsanitizer, memakai masker dan menjaga jarak. Pada kegiatan akhirnya, saya memberikan buku cerita dan menugaskan setiap anak-anak untuk membaca buku di rumah masing-masing bersama orang tua. Saya juga melakukan bimbingan kepada orang tua dalam upaya mensukseskan program tersebut dengan membuat poster yang bertemakan bagaimana cara membimbing anak belajar di rumah yang dibagikan melalui grup WhatsApp orang tua.
Harapan mereka, program kegiatan KKN Tematik UPI 2021 dapat terus dilakukan oleh mahasiswa, karena sejatinya dalam situasi ini mereka sangat membutuhkan bantuan dalam segi pendidikan ini. Semoga dunia dapat segera sembuh, agar kita bisa melihat senyum mereka di Sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H