Mohon tunggu...
Siska NolaArsita
Siska NolaArsita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI 2021: Membangun Literasi dalam Situasi Pandemi di Wilayah 3T

25 Juli 2021   21:31 Diperbarui: 25 Juli 2021   22:21 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia sedang berduka, dimana saat ini kita sedang mengalami fenomena yang sangat berhaya dan menyebabkan kepanikan yang luar biasa bagi manusia yaitu suatu virus yang bernama "Virus Corona". Virus ini terdeteksi di kota Wuhan, China pada tahun 2019. Akibat yang ditimbulkan dari virus ini sangatlah besar, bukan hanya dalam bidang kesehatan saja, akan tetapi juga meluluh lantahkan seluruh sektor kehidupan seperti ekonomi, industri, sosial dan pendidikan. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengambil sejumlah kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Kebijakan utamanya adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rakyat yaitu dengan bekerja, beribadah dan belajar di rumah, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar), bahkan baru baru ini pemerintah sedang gencar menggalakan aturan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Namun, peraturan ini memberikan dampak yang luar biasa bagi segala sektor, salah datunya dalam pendidikan dimana pemerintah menerapkan metode PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau pembelajaran dengan metode daring. Mengapa demikian? Sebab kita ketahui besama bahwa ekonomi dan teknologi di Indonesia masih belum stabil, terlebih bagi siswa yang berada di wilayah 3T.


Penerapan PJJ ini banyak dikeluhkan orang tua, siswa dan guru. Alasannya karena diwilayah terpencil sendiri masih belum tersedianya fasilitas yang memadai seperti sinyal yang tidak stabil, orang tua yang gaptek, tidak memiliki gawai, atau bahkan tidak memiliki kuota internet. Karena realitas yang terjadi, banyak sekolah yang berusaha untuk memecahkan   tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka namun dengan jumlah siswa dan waktu yang sangat terbatas. Misalnya, siswa yang belajar dalam satu hari jumlahnya 5 orang dalam waktu 2 jam. Dalam seminggu juga, siswa hanya belajar selama 3 hari. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar khususnya bagi siswa, karena menyebabkan penurunan pencapaian belajar atau materi yang didapat para siswa dan akibatnya mengurangi kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran serta kemampan dasar lainnya.

dokpri
dokpri
Dalam kegiatan KKN Tematik 2021 ini, saya memilih program membangun desa melalui bidang pendidikan, yang berlokasi di SD Muslimat NU, Kp. Datar Muncang, Rt. 01, Rw. 07, Desa Linggamanik, Kec. Cikelet, Kab. Garut. Program kegiatannya berupa belajar membaca dan belajar bahasa Inggris.  Hal ini saya lakukan karena masih ada siswa yang masih belum lancar atau bahkan belum bisa membaca. Selain itu, saya juga ingin membangun generasi dengan pengetahuan yang luas melalui literasi dan meningkatkan generasi cinta membaca. Kurangnya pengetahuan bahasa Inggris juga menjadi alasan saya untuk membuat program belajar bahasa Inggris. Luaran yang diharapkan yaitu nantinya siswa mampu menguasai keterampilan dasar membaca dengan baik, menyukai literasi dan memiliki pengetahuan bahasa asing yang baik sesuai usianya, sehingga mereka tidak tertinggal.


Kegiatan belajar membaca dan belajar bahasa inggris dilakukan setiap hari senin sampai jum'at, dengan durasi waktu 2 jam. Untuk metodenya sendiri dilakukan dengan belajar sambil bermain, misalnya bermain kartu huruf, bermain game "Belajar Membaca", menonton video dan membuat gerakan huruf. Siswa yang mengikuti program ini adalah anak-anak yang berada diwilayah dekat (satu kampung) kelas 2 sampai kelas 6 yang belum lancar membaca sebanyak 10 orang. Namun, dalam pelaksanaanya anak-anak dibagi menjadi 2 periode, yaitu 5 orang untuk kelas membaca pada pukul 08.00 dan 5 orang untuk kelas bahasa inggris pada pukul 09.00. Kegiatan berlangsung dengan memenuhi protokol kesehatan yang berlaku, seperti mencuci tangan, memakai handsanitizer, memakai masker dan menjaga jarak. Pada kegiatan akhirnya, saya memberikan buku cerita dan menugaskan setiap anak-anak untuk membaca buku di rumah masing-masing bersama orang tua. Saya juga melakukan bimbingan kepada orang tua dalam upaya mensukseskan program tersebut dengan membuat poster yang bertemakan bagaimana cara membimbing anak belajar di rumah yang dibagikan melalui grup WhatsApp orang tua.

dokpri
dokpri
Seluruh kegiatan yang saya lakukan sudah mendapatkan dukungan dan izin dari pihak terkait, yaitu Kepala Desa, Ketua Rt, Ketua Rw, kepala sekolah, guru dan masyarakat setempat. Mereka juga membantu dalam penyedian peralatan, mulai dari buku-buku cerita yang di pinjam dari Perpustakaan Desa, peralatan mengajar dan peralatan protokol kesehatan (masker, sabun cuci tangan dan handsanitizer) dari kepala sekolah dan tempat yang disediakan oleh masyarakat.

Harapan mereka, program kegiatan KKN Tematik UPI 2021 dapat terus dilakukan oleh mahasiswa, karena sejatinya dalam situasi ini mereka sangat membutuhkan bantuan dalam segi pendidikan ini. Semoga dunia dapat segera sembuh, agar kita bisa melihat senyum mereka di Sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun