Mohon tunggu...
siska julianti
siska julianti Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya merupakan mahasiswa ilmu komunikasi yang ingin belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alat Pembayaran Digital: Money Digital Era

2 Februari 2024   20:06 Diperbarui: 2 Februari 2024   20:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saya merasakan sebuah fenomena, dampak, dan perubahan dari alat pembayaran digital ini. Dulu saya merasakan bahwa membuat dan melakukan Q-ris itu sangatlah rumit bahkan lebih rumit dari membawa sebuah uang cash. Saya merasa bahwa saya tidak bisa menggunakan Q-ris tersebut dan saya tidak mengetahui bagaimana menggunakan Q-ris ini karena dari dulu sampai sekarang saya tidak pernah menggunakan alat pembayaran digital seperti itu. Saya selalu melakukan persiapan semaksimal mungkin ketika saya berpergian terutama ketika saya berpergian sendiri karena saya takut uang cash yang saya bawa tidak cukup selama saya masih diluar dan saya harus pandai untuk mengatur uang cash yang saya bawa saat itu.

Pertama kali saya menggunakan Q-ris ini ketika saya merantau ke kota orang yang mengharuskan saya membuat sebuah aplikasi dompet digital, yaitu dana agar memudahkan transaksi pengiriman uang antara orang tua dan saya. Hanya saja saat saya telah menggunakan aplikasi tersebut saya tidak membuka fitur-fitur lain, sehingga saya tidak mengetahui aplikasi yang saya pakai ini bisa melakukan transaksi pembayaran secara online. Saat saya mengetahui hal tersebut ketika teman saya ingin membeli suatu barang yang alat pembayaran di sebuah toko tersebut mengharuskan menggunakan scan QR, dari situ saya mengetahui bahwa aplikasi yang saya pakai selama ini bisa melakukan transaksi secara digital. 

Saya memiliki pengalaman dari sebuah penggunaan Q-ris ini, saat itu saya tidak sadar jika saya tidak membawa dompet dan di situ saya ingin membeli suatu makanan dan ketika saya ingin membayarnya saya baru tersadar bahwa saya tidak membawa dompet saya, seketika saya diam berpikir bagaimana caranya saya membayar barang saya. Saat itu saya juga tidak memiliki uang cash di saku saya, lalu saya terlintas bahwa saya sudah pernah menggunakan transaksi Q-ris dan saya telah mengetahui cara pengunaan Q-ris ini.

Penggunaan Q-ris di Indonesia

Di Indonesia sendiri sudah banyak menyediakan sebuah alat pembayaran melalui digital ini karena dilihat dari tempat-tempat pembelanjaan sudah menyediakan code QR atau quick response ini selain itu, tempat-tempat makan atau tempat-tempat untuk nongkrong seperti restoran, rumah makan, kafe, kedai sudah menggunakan alat pembayaran dengan Q-ris ini. Bahkan warung-warung kecil saja sudah menyediakan alat pembayaran ini. Walaupun menggunakan Q-ris ini sudah banyak orang pakai dan menjadikan sebuah budaya dalam era sekarang, tetapi bukan berarti kita tidak mempersiapkan pembayaran lain, seperti kita juga tetap perlu menyediakan uang cash mungkin memang semua pembayaran dapat melalui Q-ris ini hanya untuk menjaga-jaga saja agar ketika kita berpegian semua akan aman.

Di Indonesia Q-ris ini mulai terkenal saat tahun 2020 dan telah digunakan oleh semua bank yang ada di Indonesia. Q-ris ini bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong suatu penggunaan pembayaran di Indonesia. Dalam perkembangan yang semakin maju, penggunaan Q-ris ini sudah menjadi hal yang relevan dan sudah menjadi budaya dalam masyarakat di kalangan sekarang. Dengan demikian, penggunaan dari Q-ris ini dapat di harapkan menjadi semakin meningkat dalam masa depan nanti dan dapat mendorong sebuah pertumbuhan ekonomi dalam era digital di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun