Green building diartikan sebagai suatu perencanaan dan perancangan bangunan dengan tujuan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya maupun meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.Â
Sistem rating menjadi bagian dari green building, lebih tepatnya sebagai parameter penilaian sebuah gedung atau bangunan yang lulus sertifikasi sebagai green building.Â
Sistem rating merupakan alat atau parameter dengan beberapa butir dari aspek yang diniai, dimana masing-masing aspek penilaian memiliki rentang nilai yang berbeda-beda.Â
Namun demikian, sebelum beranjak ke penilaian sistem rating, bangunan tersebut harus dikaji sebagai eligibilitas atau pemenuhan persyaratan awal penilaian.
Terdapat butir-butir yang menjadi aspek penilaian dalam sistem rating agar dapat lulus sertifikasi green building, di antaranya:
1. Kesesuaian Tata Guna atau Penggunaan Lahan
Aspek pertama ini berkaitan dengan ketersediaan fasilitas umum maupun akses terhadap pendestrian di area gedung. Kriteria ini meliputi dua aspek besar, yaitu adanya fasilitas jalur pejalan kaki yang bebas dari akses kendaraan, serta adanya fasilitas umum dengan jarak pencapaian dari jalan utama sekitar 500 meter.Â
Selain itu, terdapat parameter lain yang harus dipenuhi berkenaan dengan site management policy dan motor vehicle policy. Adapun detailnya seperti penerapan SPO pengendalian terhadap hama penyakit berbantuan bahan-bahan tidak beracun, adanya serapaan air hujan, dan finishing landscape yang selain warna hitam.
2. Efisiensi dan Konservasi Energi
Adapun kosnsep efisiensi dan konservasi energi yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesaia (GBCI) yang melibatkan beberapa aspek, meliputi: analisis desain pasif, penggunaan meteran listrik, pencahayaan buatan, penggunaan piranti hemat energi, penataan kondisi udara, sumber energi terbarukan, dan reduksi panas. Beberapa aspek tersebut penting untuk dianalisis lebih lanjut sebagai landasan agar efisiensi energi ramah lingkungan dapat terpenuhi.
3. Konservasi air