Keterampilan yang dimiliki peserta didik di Indonesia terutama dalam bidang membaca sangatlah memprihatinkan. Rendahnya minat baca peserta didik yang dikutip dari (Adib & Hermintoyo, 2017) di antaranya:
1) Masih rendahnya kemahiran membaca siswa di sekolah dasar, 2) banyaknya jenis hiburan (game) dan tayangan di TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dari buku, 3) budaya membaca yang belum pernah diwariskan oleh nenek moyang kita, 4) Minimnya koleksi buku di perpustakaan yang tidak memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca peserta didik. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat membaca peserta didik. Kegiatan pendidikan yang selama ini dilaksanakan di sekolah dasar kurang mendapat perhatian terutama untuk kegiatan membaca di sekolah dasar. Untuk mengembangkan minat baca peserta didik di sekolah dasar, kementrian Pendidikan dan kebudayaan Mengembangkan gerakan yang bernama Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Gerakan Literasi sekolah (GLS) adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (Guru, Peserta Didik, Orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem Pendidikan (Paradina, 2017).Â
Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan literasi di sekolah sangatlah penting diterapkan karena dapat membantu perkembangan peserta didik terutama dalam menumbuhkan minat membaca. Bentuk implementasi dari gerakan literasi sekolah merupakan upaya yang berbentuk kegiatan partisipatif dengan melibatkan sekolah agar peserta didik terbiasa membaca. Keterlibatan sekolah sangatlah penting dalam pelaksanaan suatu program seperti program yang telah dilakukan sebelumnya disekolah dasar seperti membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran. Budaya membaca di sekolah sangatlah diperlukan, selain untuk meningkatkan mutu dalam pembelajaran, juga dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam hal pemahaman, sehingga pembelajaran lebih bermakna, bermutu dan menyenangkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak sekolah perlu memfasilitasinya dengan suatu cara yaitu membuat pojok bacaan di kelas.
Pojok baca atau juga sering disebut sudut baca merupakan sebuah ruangan yang terletak di sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan (Kemendikbud (2016:17)).Â
Walaupun dalam pengertian disebut dengan sudut kelas tapi sebenarnya sudut baca dapat digunakan pada tempat lain seperti di bandara, tempat pelayanan publik, terminal, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Gipayana (2011:2) sudut baca adalah sebuah ruang yang menyediakanbuku-bukudenganjumlahbanyak atau sedikit untuk dibaca, dipinjam, dan untuk melakukan aktivitas membaca. Masih dalam kemendikbud, 2016:13, sudut baca yang berada di dalam kelas digunakan untuk meningkatkan minat baca dan belajar siswa melalui kegiatan membaca yang menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sudut baca atau pojok baca merupakan sebuah ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan.
Adapun tujuan didirikannya pojok baca yaitu untuk mengenalkan kepada siswa beragam sumber bacaan untuk dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan (kemendikbud, 2016:13). Tujuan yang lain menurut Morrow 2014:13, menjelaskan tujuan pojok baca yaitu memudahkan siswa untuk mencari informasi, menumbuhkan minat membaca. Tujuan pojok baca berdasarkan uraian di atas yaitu pojok baca dibuat dengan memanfaatkan sudut ataupun tempat lain yang strategis di dalam kelas. Jenis bahan bacaan di pojok baca dapat berupa buku, novel, koran, majalah, hasil penelitian, dan sumber belajar lainnya termasuk di dalamnya komputer,WIFI/ internet untuk penelusuran informasi.
Pojok baca membantu menumbuhkan minat membaca siswa di kelas serta membantu meningkatkan kemampuan siswa yang masih belum lancar membaca. Buku yang terdapat di pojok baca tidak semua berasal dari perpustakaan tetapi ada juga dari orang tua siswa yang peduli terhadap perkembangan membaca anaknya. Di kelas rendah terutama harus di perbanyak buku-buku bergambar karena siswa kelas rendah masih belum lancar membaca sehingga perlu dirangsang supaya siswa gemar membaca. Pojok baca harus dibuat semenarik mungkin dan senyaman mungkin karena tempat yang nyaman akan membuat siswa merasa betah berlama-lama di pojok baca. Dengan adanya pojok baca dapat meningkatkan Gerakan Literasi di Sekolah (GLS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H