Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesetaraan Manusia sebagai Entitas yang Sama di Dunia

14 Mei 2022   22:51 Diperbarui: 14 Mei 2022   22:59 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perubahan itu adalah sebuah keniscayaan yang berarti tidak ada yang tidak mungkin terjadi dan berubah di dunia ini, apalagi jika manusia mau membuka hati dan pikirannya (nalar) terhadap kemajuan peradaban kehidupan manusia. Sadar berasal dari entitas yang sama sebagai manusia tentu harus bisa hidup dan berkembang dengan perlakuan yang sama (setara) antar sesama manusia itu sendiri. 

Tidak ada yang lebih istimewa  kehidupannya baik dari sisi pendidikan, materi maupun hubungan sosial, semua memiliki rasa dan peluang yang sama untuk dapat  berkembang dan menikmati fasilitas yang baik sebagai kebutuhan dasar hidup seperti sumber makanan, pendidikan, kesehatan, keamanan agar menghadirkan kualitas kehidupan yang lebih sehat secara fisik dan psikis baik sebagai pribadi, 

maupun dalam lingkungan keluarga, persahabatan dan di lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan aktivitas dalam kehidupan bernegara maupun global.

Oleh karena itu sejatinya manusia sebagai makhluk hidup yang menggunakan akal pikir diharapkan dapat mengendalikan kehidupan manusia agar tercipta lingkungan kehidupan manusia di seluruh dunia lebih terkendali, lebih gembira, lebih berbahagia dan lebih produktif.

Dibutuhkan kesepakatan dari negara-negara maju di dunia utamanya seperti Amerika, China, Rusia, Eropa agar dapat bergandengan tangan dengan negara lainnya untuk mau dan mampu mewujudkan sumber kehidupan yang lebih ramah (humanis)  bagi manusia, dalam arti tidak ada satupun manusia di muka bumi ini di negara manapun masih ada manusia atau rakyat yang hidupnya tidak layak dan terlantar karena tidak terurus oleh negaranya. 

Minimal terpenuhi kebutuhan dasar hidup (kebutuhan primer) seperti makan, pakaian, rumah serta pendidikan dan kesehatan. Jika sepakat menyatukan konsep pikir sebagai entitas yang sama sebagai manusia yang berakal maka akan lebih mudah dalam pengaturan serta dukungan dalam penataan untuk mewujudkan kesepakatan tersebut. 

Fokus dalam rangka mewujudkan kedamaian hidup bagi seluruh umat manusia  menjadi surga duniawi. Hal ini dapat menghindari terjadinya kejahatan dan perilaku kriminalitas di lingkungan masing-masing setiap negara yang juga mengancam keselamatan hidup manusia, selain dapat menghindari terjadinya perang antar negara di masa depan.

Di era modern yang luar biasa ini dengan ditandai majunya teknologi transportasi dan informasi teknologi (digital) semakin canggih sejatinya dapat membawa kemanfaatan lebih bagi nilai kemanusiaan. Sepakat untuk tidak bersaing secara terbuka yang berdampak negara lain bangkrut, dan sepakat pula untuk tidak lagi memproduksi senjata pemusnah massal atau yang dapat melukai serta menewaskan manusia.

Mari mulai kita ubah mindset umat manusia untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih berkualitas dan merata dirasakan dengan terus menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Jika teknologi terus dibiarkan berkembang sejatinya dibarengi dengan sikap dan laku manusia yang berarti hak azasi manusia harus utama dilindungi. 

Mari ciptakan kehidupan lebih ramah dan bersahabat antar sesama manusia, jauh dari hal-hal yang merugikan dan menyakitkan, untuk apa lahir ke dunia jika hanya untuk hidup menderita.

Tidak ingin menyalahkan siapapun, terpenting mari bersama kita semua membuka lembaran baru yang lebih bersih, lebih sehat dan lebih menenangkan. Jalan menuju surga dunia itu ada dan nyata, hanya tinggal kemauan kuat yang muncul dari setiap insan utama pemimpin untuk sepakat membangun surga dunia sebagai bekal ke alam surga selanjutnya (kematian). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun