Mengingat bentuk ancaman dan gangguan mengalami perubahan di era sekarang, bukan lagi dalam bentuk perang militer sehingga arah dan fokus dari pembangunan nasional pertahanan negara juga harus berubah menyesuaikan situasi yang berkembang. Bukan ingin mengabaikan fungsi militer tetapi lebih ke penyesuaian pada fokus utama yang dibutuhkan oleh keadaan. Dalam situasi tidak perang militer gangguan dan ancaman lebih ke bencana alam, pandemik wabah, maupun monopoli ekonomi dalam bentuk proxy yang sering kali bangsa Indonesia sebagai objek dan dimanfaatkan para investor asing. Kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah di alam nusantara ini tentu menjadi santapan empuk bagi siapapun yang melihatnya.
Jika sebagai warga negara Indonesia (WNI) tidak memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi kekayaan alam tersebut secara mandiri sehingga dimanfaatkan oleh investor asing yang memiliki kekuatan modal sangat besar. Pada akhirnya masyarakat Indonesia hanya mendapat bagian keuntungan seadanya untuk pemenuhan kebutuhan dasar hidup atau bahkan tidak menikmati keuntungan itu. Jika keuntungan yang didapat masuk dalam kas negara sebagian namun jumlah lebih besar dinikmati para investor tersebut. Akibat masyarakat Indonesia tidak memiliki keahlian atau karakter unggul cenderung hanya bisa melakukan pekerjaan pada level terbawah, dan tidak dilatih untuk menjadi pekerja yang memiliki keahlian lebih baik.
Inilah salah satu tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia, bagaimana dapat membentuk karakter kuat sebagai anak bangsa agar tidak mudah dikendalikan oleh bangsa asing yang sering dijadikan objek yang bisa dimainkan untuk meraup keuntungan dari kekayaan yang kita miliki. Untuk itu, saatnya negara harus peduli terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki karakter juang dalam hidup namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur bangsa yang harus menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan berbangsa diterapkan dalam perilaku hidup sehari-hari.
Untuk itu fokus dari kementerian pertahanan harus bisa  mengarahkan fokus kerja pada kebutuhan pertahanan saat ini. Memang anak bangsa telah mendapatkan pendidikan formal di sekolah umum namun itu sebagai  pengetahuan dasar berpikir, jika dilengkapi untuk membangun spirit kebangsaan yang kuat bagi setiap pribadi anak bangsa secara sadar agar memiliki kecintaan yang tinggi terhadap tanah air Indonesia, mencintai ideologi Pancasila, memiliki pengetahuan dini dasar bela negara yang berfungsi agar setiap tindakan  dalam interakasi kehidupan sosial tidak keluar dari spirit kesadaran berbangsa dan bernegara.
Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan memberikan seluruh generasi muda Indonesia kegiatan wajib militer (wamil) yang akan menumbuhkan pola pikir dan sikap bela negara yang melekat pada diri pribadi masing-masing anak bangsa. Dengan mengikuti latihan dasar militer kemudian mereka disiapkan untuk menjaga wilayah-wilayah perbatasan yang sangat banyak serta pulau-pulau terluar dan daerah konflik tentu didampingi oleh militer Indonesia hanya proporsinya disesuaikan agar generasi muda tahu dan bisa merasakan bagaimana berjuang untuk membela tanah air plus membangun spirit juang pada diri.
Bagi mereka generasi muda Indonesia yang baru menyelesaikan tugas belajar dari SMA adalah umur yang tepat untuk mengikuti wamil sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi, mengingat anak-anak pada usia ini memiliki energi besar dalam pencarian jati diri masing-masing, sehingga seringkali di salah gunakan untuk giat yang mengganggu ketertiban umum seperti tawuran dan balap liar, merugikan orang lain seperti mencuri, menipu, kriminalitas jalanan, narkoba dan lain- lain. Jika energi ini diarahkan untuk wajib militer selama satu atau dua tahun (disesuaikan) akan membentuk kepercayaan dan  kebanggaan diri yang besar. Saat mereka kembali menjalani kehidupan normal sebagai sipil sudah memiliki pikir dan sikap yang kokoh, bahwa setiap ucapan dan tindakan serta keputusan apapun bidang giat yang mereka pilih selalu mengarah pada kemajuan negara.
Dengan wajib militer otomatis sudah terselamatkan bangsa dan negara Indonesia, karena tidak ada lagi generasi muda yang suka mengeluh, frustasi karena setiap pribadi berharga dan mampu menumbuhkan kreatifitas otomatis  negara sudah terjaga baik. Tentu tehnis pelaksanaan wamil dapat diatur dengan sederhana, sedemikian rupa agar dapat mensukseskan kualitas SDM Indonesia dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Tidak ada cara lain, di masa tidak ada ancaman militer seperti sekarang, selain bertujuan membangun kekuatan berbasis sipil juga telah mengubah wajah Indonesia lebih kokoh dan positif.
Apapun kegiatan selanjutnya bagi mereka yang sudah mengikuti wamil, akan menjadikan mereka pribadi berani, mandiri penuh tanggung jawab dan saat berhadapan dengan warga bangsa lain posisi mereka tidak rendah dianggap sebagai bangsa yang belum mapan secara mental. Mari kita angkat derajat bangsa Indonesia dengan mulai berfokus pada upaya kekuatan sipil sebagai pertahanan negara yang paling tepat dan terdepan di masa damai seperti saat ini.
Sewaktu-waktu mereka dibutuhkan negara, pribadi-pribadi ini sudah siap sehingga memudahkan untuk penyelesaian permasalahan seperti saat ini dalam menghadapi wabah corona, jika sipil terjamin baik kualitas diri maka memudahkan untuk patuh dan disipilin pada aturan yang disepakati bersama untuk memutus rantai penyebaran virus C19. Â
Masyarakat Indonesia harus menjadi bangsa hebat sama hebatnya dengan negaranya yang subur dan kaya, setidaknya untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dalam arti jika sipil mudah diatur maka kehidupan berbangsa dan bernegara mudah dijalani dan apapun persoalan bangsa yang dihadapi dapat segera teratasi.
Saat tidak ada masalah yang muncul pun mereka tetap bisa memberdayakan diri seperti saat menghadapi investor asing yang mengeksplorasi SDA Indonesia, memiliki posisi tawar yang baik dan bisa dengan tegas untuk tidak mendukung giat investasi yang merusak lingkungan. Indonesia harus dijaga dengan baik karena perjalanan kehidupan berbangsa adalah jangka panjang, penting untuk menjaga ketersediaan daya dukung dan daya tampung yang cukup bagi generasi selanjutnya di masa depan.