Menjelang Magrib di bulan Ramadan, kita akan mudah menjumpai deretan penjaja makanan di sepanjang jalan. Sebagian besar bahkan memenuhi bahu jalan dan trotoar yang sebetulnya dipergunakan oleh pejalan kaki. Oleh beberapa orang itu sah-sah saja, toh hanya sebulan sekali. Terlebih lagi, hal ini membantu masyarakat untuk mendapatkan takjil dan makanan berat untuk berbuka puasa. Sayangnya, adanya pasar dadakan ini sering tidak diiringi oleh pemerintah setempat untuk menyediakan tempat yang layak, bukan di trotoar atau bahu jalan.
Beberapa waktu lalu di area dekat kos saya, seorang pejalan kaki buta hampir saja tertabrak mobil karena trotoar yang ia lalui tidak steril. Selain warung temporer, papan baliho juga ditancapkan sembarangan di tengah jalur pejalan kaki. Syukurlah, individu difabel tadi selamat beberapa detik sebelum mobil menyenggolnya. Saya pikir, kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi pemerintah setempat untuk memikirkan area pasar dadakan yang lebih aman dan representatif.
Adanya pasar dadakan memang membantu warga untuk kebutuhan kuliner di bulan puasa, tapi tanpa pengaturan yang tepat, pasar dadakan justru menimbulkan risiko bagi pengguna jalan. Meminjam data dari Koalisi Pejalan Kaki, setiap hari rata-rata 53 pejalan kaki menjadi korban kecelakaan (2018). Sedangkan untuk penerima santunan dari PT Jasa Raharja untuk kelompok pejalan kaki mencapai 19.337 orang di tahun 2017. Mirisnya, sudah begitu banyak korban yang berjatuhan, masih saja pejalan kakinya yang disalahkan bila kecelakaan terjadi. Bahkan hingga kini pemerintah kita masih tidak serius dalam pengembalian fungsi ideal trotoar.Â
Trotoar malah kerap dijadikan okupasi Pedagang Kaki Lima/PKL, terutama ketika Ramadan tiba. Jikalau pemerintah lebih aware, dari awal sebelum Ramadan sebaiknya pemerintah sudah menyediakan arena untuk pasar dadakan Ramadan, kalau pun perlu, bisa menerapkan car free day di kawasan tertentu agar memperkecil risiko kecelakaan. Bukankah adanya pasar dadakan bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk mengantar nyawa individu karena kecelakaan di jalanan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H