Mohon tunggu...
Ishak R. Boufakar
Ishak R. Boufakar Mohon Tunggu... Pegiat Literasi -PI -

Pegiat Literasi Paradigma Institute Makassar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patik, Suku Nuaulu, dan Penggal Kepala

20 Juni 2016   12:18 Diperbarui: 29 Desember 2016   02:49 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penggal kepala suku Nuaulu di Maluku. Sumber: raffa-thexfile.blogspot.com

 

Gema seruan terdengar samar-samar dari kejahuan. Seruan nyaris tak terdengar, sebab saat itu butir kristal turun dari tahta langit menyaingi seruan.

“Bonefer dan Busle, sudah tiga hari belum kembali dari perburuan,” ungkap warga yang tercengang dengan nafas tersengal-sengal.

“Mari kita masuk ke hutan mencari mereka” pinta Raja Amahai.

Warga pun desak-desakan masuk hutan, bersahut-sahut. Dari malam hingga mentari kembali menampak wujud, kedua pemburu itu, belum juga ditemukan. Entah, masih hidup atau sudah tak bernyawa?

Bersamaan malam itu di perkampungan suku Naulu, kira-kira 36 Kilometer dari Amahai, Maluku Tengah, adapegelaran upacara pengsakralan Baileo (rumah adat). Naulu adalah salah satu suku di Maluku yang memiliki corak hidup tersendiri.

Suku Naulu, menyakralkan Baileo dengan media sesembahan penggalan kepala manusia, bagi suku Naulu sembahan ini akan mendatangkan kebaikan, jika tidak maka mereka ditimpa musibah.

Keyakinan yang berbeda dengan suku lain di Maluku ini terlihat dengan kepercayaan mereka pada roh suci yang disebut Upu Kuana melalui penyembahan penggal kepala manusia pada pengsakralan Baileo.

Upacara pengsakralan Baileo itu sendiri terasa sakral menyulap hening, mistis dan mencekam. Penggalan kepala manusia yang telah diasapi, tergeletak di atas altar. Upacara itu dipimpin langsung Patty Sounawen, kepala suku Naulu dan Patik sang putra kepala suku diikuti seluruh lelaki suku Naulu, kepalanya dibaluti kain berang merah dan tubuh perempuan dibaluti kain tenun hingga menutupi dadanya.

Kira-kira dua jam berlangsung, upacara pengsakralan Baileo diakhiri dengan makan Patita (makan bersama) di bawah cahaya bulan yang purnama.

Mentari baru saja menggantung di ufuk Timur, gerombolan polisi dengan senjata lengkap mengkepung perkampungan suku Naulu. Mereka dituding telah membunuh Bonefer dan Busle, sebab bangkai kedua pemburu ini ditemukan dekat perkempungan suku Naulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun