Mohon tunggu...
Ishak R. Boufakar
Ishak R. Boufakar Mohon Tunggu... Pegiat Literasi -PI -

Pegiat Literasi Paradigma Institute Makassar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Laksana Seorang Nelayan

4 Maret 2017   17:37 Diperbarui: 4 Maret 2017   17:41 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ccs.infospace.com

di bangkai perahu ini, tak kukenali tubuhku

 seperti seorang nelayan yang tak mengenal laut, perahu, dan jala

sedari tadi, tatkala nahkoda kapal menarik sauh, mendadak terasa aku telah kehilangan sepasang lengan tangan yang kupakai memelukmu, kala hujan turun

sekonyong-konyongnya, perahu reyot ini hendak pergi membawamu; membawa lenganku

di sudut bumi mana hendak dituju? Barangkali di langit? Ataukan, di sebuah tempat yang paling liar?

kau tahu sendiri! Hari yang menjemukan adalah ketidakhadiranmu 

begitujuga, kopi yang kuseruput di tubuh pagi, terasa hambar

sesari aroma kopi adalah aroma tubuhmu.

Ambon, 3 Maret 2017

Ishak R. Boufakar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun