Pertemuan terakhir kami terjadi di sebuah pantai yang permai. Aku berpamitan dan dia bergeming. Aku tahu hatinya terluka sebab terlalu banyak harapan.Aku masih ingat tatapan matanya yang selalu tampak malu, juga selalu tertunduk sehabis mengucap kata sayang.
Aku masih terpesona melihat lincahnya jemari itu diujung dawai-dawai gitarnya yang merdu. Lagunya itu- itu saja. Lagu “Tentang kita” milik Kla Project itu serupa soundtrack untuk film kami. Tapi aku tidak pernah bosan. Seperti tidak pernah bosannya aku menatap matanya yang selalu tertunduk sehabis mengucap kata sayang.
Aku tidak melihatnya lagi sejak itu. Tapi sepanjang hidupku tanpanya aku selalu merasa ada orang menangis sambil menyebut-nyebut namaku. Dan ketika itu terjadi, aku selalu terbangun di tengah malam dan bayangan kota di tepi pantai dengan jalan panjang berpasir merah dengan savana seluas-luas dunialah yang melintas di kepala.
Kenangan ini, tak akan mati diujung hati yang menutup. Aku tahu itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI