Kemarin menonton film “With You”, yang ternyata merupakan film dokumenter terkait pandemi Covid-19 yang terjadi di Wuhan.
Sedih melihat kondisi paramedis yang harus mengenakan APD lengkap sehingga tidak leluasa bergerak. Bisa merasakan penderitaan mereka yang tidak berani minum agar tidak perlu ke toilet. Turut merasakan kelelahan mereka dalam menangani pasien sampai tidak sempat tidur, mandi bahkan tukar baju.
Ikut menanggis melihat rasa frustrasi yang mereka alami pada saat menyaksikan pasiennya meninggal & rasa kangen mereka dengan anak & keluarga yang tidak bisa mereka realisasikan karena mereka tidak bisa pulang ke rumah, selain karena takut menulari keluarga kalau pulang juga karena rumah sakit kekurangan tenaga medis sehingga mereka memilih untuk tinggal di rumah sakit.
Bagaimana seorang dokter bahkan tidak sempat untuk mengambil abu ayahnya yang meninggal karena jantung sebab sibuk menyelamatkan pasien yang terinfeksi Covid-19.
Salut & terharu dengan niat serta tekad dari dokter-dokter muda yang dengan berbagai cara berangkat ke Wuhan untuk menjadi relawan tim medis di sana. Karena saat itu menjelang Imlek sehingga semua alat transportasi sudah penuh, sehingga ada yang nekad naik sepeda padahal perjalanannya cukup jauh, sekitar 225km.
Betapa beratnya paramedis dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Mereka berdiri di garis depan untuk menyelamatkan pasiennya. Salah satu kalimat penyemangat yang disampaikan oleh dokter senior untuk menyemangati dokter-dokter lainnya adalah “Manusia tidak bisa menghentikan waktu tetapi manusia bisa membuat titik balik”.
Di Indonesia, tercatat pada hari Minggu (4/10/2020), angka kasus penularan sebanyak 3.992 orang dengan total kasus mencapai 303.498 warga yang terpapar Covid-19. DKI Jakarta mencatat angka tertinggi, yaitu 1.398 warga.
Sudah 7 bulan lebih sejak virus Covid-19 pertama terdeteksi di Indonesia. Dan sampai saat ini, yang terinfeksi masih mengalami peningkatan. Belum terlihat tanda-tanda kapan virus Covid-19 ini akan berakhir di Indonesia.
Apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai warga negara yang baik, kalaupun kita tidak bisa membantu paramedis, sebaiknya kita tidak merepotkan. Usahakan tidak keluar rumah jika tidak diperlukan. Jangan hanya untuk terlihat eksis di medsos, sengaja berkumpul dengan teman, kumpul-kumpul dalam rangka arisan ataupun jalan-jalan. Kalian bisa melakukannya nanti, bila pandemi ini sudah berlalu.
Saya paling sebel melihat orang-orang, bahkan teman-temanku, yang melakukan hal tersebut. Kalau kalian kumpul-kumpul dan terinfeksi terus kalian mati, ya sudah itu urusan kalian. Masalahnya kalau kalian kena, kalian akan menularkannya ke orang lain. Jadi kapan pandemi ini akan berakhir kalau tidak ada kesadaran dari kita semua.
Memang sudah pada bosan terkungkung di rumah. Tetapi adakah kalian pikirkan paramedis yang jangankan untuk pulang ke rumah, untuk minum & tidur saja mereka tidak sempat. Bagi mereka bisa pulang ke rumah merupakan suatu anugerah.