Apa itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan mental yang serius yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam membedakan khayalan dan kenyataan. Skizofrenia menjadi salah satu penyakit yang sering disalahpahami oleh orang awam.Â
Gejala utamanya dapat meliputi halusinasi (seperti mendengar suara yang tidak ada), delusi (keyakinan yang tidak realistis), dan gangguan pemikiran yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja hingga awal 30-an, tetapi juga dapat terjadi pada siapa saja.
Skizofrenia di Indonesia
 Menurut hasil dari Disability Adjusted Life Years, Indonesia menduduki peringkat nomor 1 pengidap skizofrenia terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, diperkirakan ada sekitar 450 ribu orang di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia.Â
Prevalensinya meningkat dari tahun 2013 sebesar 1,7% per 1.000 penduduk menjadi 6,7% per 1.000 penduduk pada tahun 2018.
 DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia, yaitu 24,3%. Provinsi-provinsi lain yang memiliki jumlah penderita gangguan jiwa tinggi di Indonesia adalah Nagroe Aceh Darusalam (18,5%), Sumatera Barat (17,7%), Nusa Tenggara Barat (10,9%), dan Sumatera Selatan (9,2%). Kebanyakan penderita skizofrenia di Indonesia berada di masyarakat daripada di rumah sakit.
Penyebab Tingginya Angka Penderita Skizofrenia di Indonesia
 Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialia Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Jakarta Erita Istriana mangatakan bahwa penyebab skizofrenia multifaktor dan tidak berdiri sendiri.Â
Misalnya genetik, pola asuh saat kecil, kepribadian, manajemen stress ndividu yang buruk, lingkungan tempat tinggal yang toxic, kesenjangan ekonomi-sosial dimasyarakat, tuntutan pergaulan, gagal mencapai cita-cita, persaingan dalam dunia pendidikan dan kerja, KDRT, kedukaan, dan hal-hal traumatis dalam fase kehidupan yang belum terselesaikan.Â
Tingginya angka skizofrenia di Indonesia menunjukkan bahwa makin bertambahnya beban dan tekanan yang berkembang dimasyarakat padahal kiat menghadapi gangguan mental sendiri belum optimal. Semakin telat deteksi dan penanganan skizofrenia, semakin lama pengobatannya bahkan bisa seumur hidup.