Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjadi Saksi Perjalanan Cinta berkat Commuter Line

4 Januari 2025   13:57 Diperbarui: 4 Januari 2025   14:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Commuter line. Sumber gambar: dokumen pribadi.

Akhir tahun ini, aku dan Mama menghadiri acara pernikahan anak saudara misanku tanggal 29 Desember 2024 di Bumi Serpong Damai. Berdasarkan pertimbangan budget dan kepraktisan, kami pun memutuskan untuk naik commuter line. Apalagi pernikahan terjadi saat liburan Nataru. Sudah terbayang padatnya arus kendaraan bermotor di jalan raya.

Turun Lereng Gunung Halimun

            Perjalanan dari lereng Gunung Halimun (area perbatasan Kabupaten Bogor dan Sukabumi) hingga Bumi Serpong Damai (BSD) memakan waktu sekitar 3,5 jam. Jam setengah tiga subuh, suasana rumah sudah heboh karena Mama menginjak ranjau alias pup-nya kocheng tetangga yang terhampar manis di keset yang terletak tepat di depan ruang tidur. Dengan raut wajah innocent dan kedua mata hijau yang penuh dengan binar cinta, si kocheng krem menatap Mama yang bad mood. Mama paling tak tahan dengan aroma khas pup kocheng yang menghilangkan selera. Langsung si kocheng di-blacklist alias dikeluarkan dari rumah.

Gunung Halimun saat Pukul 6 Pagi. Sumber gambar: dokumen pribadi.
Gunung Halimun saat Pukul 6 Pagi. Sumber gambar: dokumen pribadi.

            Kami berangkat dengan GoCar tepat jam 5 subuh. Karena langit masih sekelam tinta gurita, aku pun menyalakan lampu senter smartphone-ku. Jika salah menginjak, berisiko berpindah ke alam lain karena jembatan tak ada tepi pembatas. Demikian pula dengan sisi kiri dan kanan jalan. Aku memalingkan pandang dari air sungai. Khawatir ada gadis centil yang cekikikan dan mengedipkan mata ...

            Sekitar sejam kami pun sampai di Stasiun Bogor. Turun di drop point untuk GoCar ataupun GrabCar. Lebih praktis dibanding turun di depan lapas Kota Bogor yang arus lalu lintasnya macet sekali. Biaya transportasi dari lereng Gunung Halimun hingga Stasiun Kota Bogor cukup mahal, yaitu 96 ribu Rupiah untuk GoCar. Wajar sih karena jarak tempuhnya jauh sekitar 23 km. Andai saja ada commuter line yang menghubungkan lereng Gunung Halimun ke Kota Jakarta dan Bandung, aku pasti menjadi penumpang pertama. Hehehe.

Perjalanan dengan Commuter Line

            Setibanya di Stasiun Bogor, Mama langsung mengisi kartu KRL sebanyak 20 ribu di loket. Untuk kereta api jurusan Bogor-BSD biayanya hanya sebesar 8 ribu Rupiah. Ekonomis banget. Sementara aku sudah mengisi e-toll Mandiri-ku sebesar 25 ribu Rupiah via GoPay. Ternyata, NFC-nya belum aktif. Smartphone-ku belum mendukung fitur tersebut. Huhuhu ... terpaksa diaktifkan dulu di Alfamart terdekat.

            Untuk sampai ke BSD, harus 2 kali transit. Pertama kali, naik kereta api jurusan Bogor-Manggarai. Lalu, Manggarai-Tanah Abang. Dan akhirnya, Tanah Abang-Rawabuntu. Dani, adikku yang petualang commuter line, sudah menuliskan rute di selembar kertas A4 yang disimpan rapi dalam tas Mama. Keluargaku sangat memahami kelemahanku yang buta peta. Alhamdulillah, selama ini belum pernah salah naik commuter line karena petugas KAI selalu memberikan petunjuk yang jelas walaupun harus transit beberapa kali.

Commuter line. Sumber gambar: dokumen pribadi.
Commuter line. Sumber gambar: dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun