"Hey, Mia, nanti kau diikuti dan dibunuh si genderuwo," larang Kak Tanti. "Orang yang bisa melihat roh halus, biasanya diincar genderuwo untuk dibunuh. Genderuwo tersebut bisa naik level jika berhasil membunuhmu. Ia akan bertambah kuat."
        "Hiiy, seraaaam! Pantas saja saat larut malam, aku memasak nasi kuning ada bayangan hitam besar di belakangku. Kemudian, dua telur rebus hilang saat sedang direbus di atas kompor."
        "Itu perbuatan genderuwo. Ia senang menyantap telur rebus dan nasi kuning."
        Aku mengganggukkan kepala. Rupanya, genderuwo juga menjaga kebugaran tubuhnya dengan menyantap telur rebus dan nasi kuning yang kaya rempah.
        "Aku merasa heran, Kak. Sudah delapan penghuni rumah yang sekarang dihuni keluargaku mengalami hal-hal aneh, seperti masalah hukum, hendak dibunuh, dll. Padahal penghuni-penghuni sebelumnya tersebut kabarnya rajin berdoa. Dan sekarang ibuku serta orang yang hendak membeli rumah itu juga tertimpa masalah. Apakah ada kemungkinan itu karena genderuwo di sekitar area tersebut? Bukankah iblis seperti genderuwo seharusnya diusir?"
        "Bisa jadi. Tidak hanya membawa kemalangan, genderuwo juga meminta tumbal. Baru saja jatuh korban," bisik Kak Tanti. "Ia meninggal dunia mendadak."
        "Ah, masa sih! Mana mungkin!" Sahutku sangsi. "Siapa? Bagaimana kita bisa tahu seseorang menjadi tumbal genderuwo tidaknya?"
        Kak Tanti tersenyum misterius tanpa menjawab pertanyaanku. Ia hanya menjawab, "Kita tak pernah tahu."
        "Kak Tanti pasti hanya menakut-nakutiku supaya aku tak menyelidiki genderuwo tersebut lebih lanjut," rajukku.
        Kak Tanti hanya nyengir. "Di jalan tersebut juga ada kunti. Kau tahu?"
        "Iya, Kak. Kunti itu pernah mengikutiku. Aku sangat heran karena biasanya jika bangsa kunti sekali saja didoakan, maka bangsa kunti tidak akan bisa mengikutiku. Tapi, makhluk-makhluk halus di jalan tersebut cukup kuat. Kunti memeluk kepalaku saat pagi. Sehari sebelumnya, aku ketumpahan air panas. Aku sudah membawa teko berisi air panas dengan hati-hati, tapi air panas tersebut tumpah sendiri."