Â
  Saat berada di teras, punggungku terasa berlubang. Ternyata ketiga anak kucing itu sedang menatapku dengan mata sedih dan aneh, seakan mereka mengetahui permintaan Tama.
   Dua hari setelah kedatangan anak kucing tersebut, tiba-tiba aku sakit typhus. Sekujur tubuhku terasa lemah hingga tak sanggup untuk berdiri.
   "Ray, kau pucat sekali. Sudah minum obat?" Tanya Ranko sembari duduk di kursi dekat ranjang.
    Aku menggelengkan kepala dengan lemah.
   "Obatnya habis?"
   "Ada, tapi aku belum makan."
   "Aku bawakan kau bubur ayam dan sate usus untuk Tama."
  Setiap hari sepulang sekolah Ranko datang untuk menjengukku dan mengurus ketiga anak kucing tersebut. Ia sangat menyayangi mereka.  Ia memberi susu, menyuapi potongan ayam, mencuci alas kain, dan membuang kotoran mereka.
Â
***
  Selama sebulan keadaanku tak membaik walaupun sudah berobat ke dokter secara rutin. Dokter menyatakan aku tak perlu dirawat di rumah sakit karena aku masih bisa makan dan minum secara normal. Walaupun demikian, tubuhku terasa lunglai tak bertulang. Aku bisa makan, namun tak banyak.