"Sepertinya, umurnya baru sebulan," sahutku. Kemudian, aku dan Ranko meletakkan kardus berisi ketiga anak kucing tersebut di teras belakang rumahku.
  Ranko tertawa melihat tingkah mereka yang lincah sekali. Mereka sangat aktif memanjat pintu kayu seperti tentara dan berebutan ingin masuk ke dalam ruangan.
***
    "Ray, mengapa kau memelihara ketiga anak kucing itu? Kau tak puas denganku?" Tanya Tama.
   Aku menahan senyum. Tama jealous seperti yang kuperkirakan.
   "Ranko memintaku untuk merawat mereka sementara hingga ia menemukan majikan baru untuk mereka."
   Tama menggerutu, "Ranko ini bagaimana? Ia indigo, tapi tidak melihat keganjilan mereka."
   "Keganjilan apa? Mereka cukup manis," kataku heran.
   "Kau cari tahulah sendiri. Kau kan menganggap mereka manis," seru Tama sembari mendengus. "Setelah kau mengetahuinya, segera kau singkirkan mereka. Lebih cepat lebih baik."
   "Tapi bagaimana dengan permintaan Ranko?"
   "Tak perlu kau pedulikan. Ranko sering tertarik dengan hal-hal yang misterius yang cenderung berbahaya."