"Ray, aku ingin makan Takoyaki di kedai Oishi," pinta Ranko.
"Sudah hampir Magrib. Nanti ayahmu marah," tolakku.
"Tak akan. Asalkan kau mengantarku pulang ke rumah."
"Hmmm... Sebaiknya, kita langsung pulang saja."
"Mengapa? Kau takut ayahku?" Pancing Ranko. "Kali ini kutraktir kau. Bukankah kau suka sekali makan sukiyaki salmon?"
Air liurku langsung menitik. Tapi ...
"Ditambah sashimi salmon segar dengan saus wasabi. Masa kau tetap menolaknya?"
Tama, si hantu kucing, langsung menampakkan diri begitu mendengar kata salmon. Ia mengeong manja di kaki Ranko. Gadis indigo itu langsung menimang Tama. Hantu kucing itu karakteristiknya langsung berubah 180 derajat menjadi kucing super imut jika bertemu dengan Ranko. Tama memang lemah dengan gadis cantik.
"Tama-chan, ingin makan salmon, kan?" Tanya Ranko sembari menatap lekat kedua mata Tama yang berwarna abu-abu. Tentu saja hantu kucing rakus itu mengangguk antusias. Kemudian, kedua pasang mata yang penuh binar itu berusaha menghipnotisku.
"Tidak, ah. Kita makan lain kali saja."