"Salah? Apanya yang salah?" Tanyaku pada Tama yang terpekur. Hantu kucing ini jenius dan logis.
    "Terlalu mudah menangkap Tuyul Hitam. Apakah kasus perburuan sesederhana ini?"
    "Bisa saja. Tuyul Hitamnya terlampau percaya diri dan ceroboh."
     Tama menutup kedua matanya. Keningnya sedikit berkerut.
      "Aku masih merasa ada yang janggal."
    Aku mengangkat bahu. Kepribadianku yang santai, tak bisa memahami jalur pikiran Tama yang serumit labirin.
    Tama berdecak. "Sungguh dungu. Coba kau periksa kalimat penjelasan yang tertera di bawah Tuyul Hitam dalam Jurnal Hantu. Bukankah kau sendiri yang berkata setiap hantu yang terperangkap dalam Jurnal Hantu tersebut akan ada penjelasannya"
Tuyul, makhlus mistis ini sangat ahli mencuri. Tapi tidak ada tulisan tuyul hitam?
      Aku terperanjat ketika melihat warna tubuh Tuyul Hitam memudar hingga akhirnya menjadi seputih kapas.
  Â
    "Aduh! Kita salah menangkap Tuyul," sahutku panik.
      Tama memejamkan mata sembari menggeleng-gelengkan kepala. "Sihir kamuflase, yaitu sihir yang bisa menipu mata manusia biasa."
      "Apa yang harus kita pertanggungjawabkan pada Pak Romi?" Bisikku pada Tama.