Buku bersampul kulit domba itu benar-benar kumal! Benarkah buku ini akan membantuku? Aku membuka halaman kosong. Kemudian, membuka halaman kosong lagi? Buku itu tidak bertuliskan satu huruf pun. Apa karena kosong, maka buku ini disebut Jurnal Hantu?
        Kakek yang memahami perubahan mimikku, langsung berkata, "Ah, anak muda zaman sekarang inginnya segala instant. Kau harus memahami cara kerjanya. Buku berusia ratusan tahun ini memuat segala rahasia perburuan hantu sehingga buku ini sangat berbahaya jika jatuh ke tangan pihak yang salah. Tentu saja tak mungkin buku ini bisa dibaca begitu saja. Kau harus membuka mata batinmu dan terhubung dengannya. Nenek moyang kita yang jenius, yang menciptakan buku ini sedemikian rupa."
        "Bagaimana caranya terhubung dengan buku ini?"
        "Kau akan mengetahuinya," jawab Kakek dengan senyum samar bermain di bibirnya. "Yang harus kau ingat, setiap berburu hantu, kau harus membawa Jurnal Hantu."
        Kadang-kadang Kakek bisa bersikap sangat menyebalkan dengan senyum misteriusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H