Vina mengamati  pria yang sedang duduk di depan jendela caf. Di hadapannya berserakkan action figure beetle transformer dan bumblebee beetle transformers. Pandangan pemuda itu terpaku pada action figurenya yang berada di atas meja. Ia sama sekali tak mempedulikan bubur ayam dan teh manis panasnya yang menjadi dingin.
Entah mengapa ada sesuatu pada Vina yang menarik perhatian pemuda itu. Gadis manis berpakaian gaun mini hitam putih bak cosplay itu menatap Ryan dan action figurenya dengan seksama. Sepertinya gadis itu juga menyukai action figure yang baru saja diordernya dari Action Figure Store.
Lihat saja matanya yang nyalang melihat
action figure beetle transformer dan bumblebee beetle transformers. Ia merasa bangga. Memang tak salah mengorder action figure ini dari Action Figure Store.
Tiba-tiba pemuda tampan itu menoleh pada Vina. Ia tersenyum manis. Lalu melambaikan tangannya.
Dengan berat hati, Vina pun menghampirinya.
"Ada yang dapat saya bantu?" Tanya Vina sopan. Bahkan, nada suara Vina pun sehalus beludru. Ia benar-benar tipe gadis ideal Ryan. Â
Ryan terkekeh. Ia memamerkan senyumnya yang semanis madu. "Boleh tidak kenalan denganmu?"
Vina mengernyitkan keningnya. "Maaf, aturan perusahaan melarang para pegawai untuk berbuat di luar SOP?"
"Masa kenalan saja tak boleh? Kita kan tak berbuat hal yang melanggar hukum?" Desak Ryan. Ia pun mengulurkan tangan kanannya. "Namaku Ryan."
Dengan resah, Vina menyambut tangan tersebut. Ia pun berkata, "Vina. Sudah ya kenalannya? Saya masih banyak pekerjaan."
"Ach, kau ini seperti duduk di atas api saja. Temani aku sebentar di sini."