Sebentar lagi Ujian Nasional, hajat Kemdikbud setiap tahun yang banyak menuai pro kontra. baik dari siswa, orangtua maupun dari kalangan bapak / ibu guru sendiri.
Sesuai judul di atas, tentunya rekan-rekan guru akan bangga jika siswanya mendapatkan nilai yang baik, bahkan jika banyak siswa yang mendapat nilai 10. Saya pun begitu. Namun kadang-kadang timbul rasa penasaran, kok bisa ya ?. Satu sekolah kadang-kadang ada 20 siswa bahkan lebih, mendapat nilai 10 untuk matematika.
Seandainya saya mengajar mapel UN (biasanya Matematika, Bhs. Indonesia, dan Bhs. Inggris), penasaran itu jelas akan segera terjawab. Jika ada banyak siswa saya yang mendapat nilai 10 pasti akan saya interogasi dari hati ke hati, bagaimana proses mendapatkan nilai itu : apakah betul-betul dari hasil pekerjaan sendiri atau tidak.
Ini tentunya suatu hal yang tidak semua guru mau melakukan, dan bisa membuat shock, jika mereka ternyata dapat nilai bagus karena ada contekan/ bocoran.
Tapi sebenarnya memang sangat ironis :
Nilai UN banyak yang dapat 10, tetapi :
- Hasil try out ujian nasional (oleh sekolah) biasanya kurang baik ( di sekolah saya lho)
- Nilai UKG online guru secara nasional juga kurang baik ( rata-rata di bawah 5 ?)
- Indek matematika siswa Indonesia termasuk sangat rendah ( berdasar survai PISA)
Jika diamati kok sepertinya ada mata rantai yang hilang.
Penting mana sih antara proses dan hasil ? . Tentunya ada pro dan kontra. Tapi menurut saya akan lebih mementingkan proses.
Siswa mendapat nilai 5 dengan proses ujian jujur dan mandiri, saya yakin lebih baik daripada siswa yang mendapat nilai 9 tapi ujian menyontek atau dapat bocoran.