1.Sejarah perkembangan sastra
Sejarah perkembangan kesusastraan memang belum menuai kepastian tentang awal kemunculannya, karena sastra pada zaman dahulu merupakan cerita yang berkembang secara lisan dan diturunkan secara turun-temurun secara lisan pula. Berbicara tentang sastra anak, di awal perkembangannya juga melalui cerita turun-temurun yang diwariskan secara tradisional. Perkembangan sastra anak di Indonesia sangat berbeda dengan perkembangan sasstra anak di barat. Di Indonesia sastra anak hanya dipandang sebagai cerita-cerita pengantar tidur yang berupa dongen, fabel, cerita fantasi, dll. Sedangkan perkembangan sastra anak di barat dapat dirunut perkembangannya dari masa ke masa. Berikut urutan perkembangan sastra anak di barat yang diperoleh dari Wikipedia bahasa Inggris (Children’s Literature).
a)Abad ke-3 SM
Pada abad ini diwarnai dengan cerita The Jatakas yang bercerita tentang kelahiran Budha danPanchatantra yaitu cerita-cerita tentang binatang yang berprilaku seperti manusia (Fabel).
b)50 SM.-500 M.
Pada masa ini ditemukannya catatan atau papirus tentang “Dongeng Aesops” dari Yunani Kuno. Dongeng Aesops merupakan catatan tentang kumpulan dongeeng. Sementara itu di China sudah menampilkan pertunjukan Boneka dan Wayang yang diperuntukkan kepada masyarakat untuk menghibur, dalam rangka pertunjukan ini belum ada kepastian tentang wayang dan pertunjukan tersebut, karena orang tua sering mengajak anak-anaknya untuk menikmati pertunjukan pewayangan tersebut.
c)500-1400 penyebaran Panchatantra
Pada masa ini cerita Panchatantra mulai menyebar ke Negara-negara lain. Pancahatantra yang berbahasa Sanskerta kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Kanada dan ada beberapa cerita anak dengan bahasa yang kemungkinan dibuat oleh penyair India Urdu Amir Khusrow yang berisi tentang teka-teki untuk anak-anak. Sementara di Cina mulai menyebar Budhaisme dan anak-anak Cina mulai menikmati cerita fantasi, cerita tentang supranatural, dan cerita-cerita tentang monster.
d)1400-an takluknya Yunani oleh Ottoman (Turki)
Masa ini ditandai dengan takluknya Konstantinopel oleh kekaisaran Ottoman Turki (dinasti Ummayah) dibawah pimpinan Muhammad Al-fatih. Pada masa ini orang-orang yunani yang menjadi budak hanya mengandalkan dongeng-dongen dan lagu-lagu pengantar tidur sebagai sarana pelestarian budaya.
e)1500-an Kemunculan buku-buku anak
Periode ini ditandai dengan diterbitkan buku anak-anak pada beberapa negara seperti Rusia yang mmemunculkan buku ABC (alfabet) yang diterbitkan oleh Ivan Fyodorov pada tahun 1571, Denmark menerbitkan buku anak-anak oleh Niels Bredal tahun 1568 yang memuat tentang kesopanan untuk anak-anak, Di Italia, Giovanni Francesco Straparola 1550-an. Membuat buku cerita yang kemudian disebut-sebut sebagai buku cerita Eropa pertama yang mengandung dongeng-dongeng.
f)1600-an
Pada periode ini ditandai dengan kemunculan buku bergambar pertama kali di Rusia, selain itu negara-negara eropa sudah merubah konsep tentang dunia anak-anak dan menganggap dunia anak-anak sebagai dunia yang terpisah dan membutuhkan perhatian dan bimbingan dari orang dewasa. Begitupun dengan pandangan kaum puritan untuk mengajarkan anak-anak tentang ajaran agama.
g)1970-an Tahap pengembangan untuk sastra anak
Pada tahap 1970-an ini, negara-negara Eropa dan Cina sudah mulai mengembangkan bahan bacaan dan cerita-cerita anak yang berupa dongeng, fabel, cerita fantasi, dan cerita-cerita anak lainnya.
h)1800-an dan 1900-an tahap modern
Pada masa ini merupakan masa awal perkembangan teknologi. Sumbangsih teknologi pada perkembangan sastra anak sangat berpengaruh. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan sastra anak yang diperbanyak dengan mesin cetak yang ditemukan pada periode ini.
Hampir sama dengan fase-fase perkembangan yang di uraikan di atas, menurut Lerer (2008) sastra anak-anak dimulai dari zaman Yunani dan Romawi, yang warnai dengan membaca puisi dan drama. Selama ini, anak-anak mendengarkan dongeng Aesop dan teks dewasa lainnya. D. M. Barone (2011: 9). Jadi jelas ada kesamaan sejarah tentang perkembangan sastra anak dari beberapa pemerhati sastra anak.
2.Pengertian sastra anak
Sastra merupakan gambaran hidup dan kehidupan yang dituangkan dalam bentuk cerita yang dipoles sehingga menarik perhatian. Berbicara tentang sastra, yang berkaitan dengan apa itu sebenarnya sastra? tentunya tidak akan akan menemui kesepahaman untuk mendefinisikan sastra itu sendiri. Sastra memiliki beberapa peristilahan yang berbeda yang dapat kita temui. Kata sastra sendiri merupakan kata yang yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu, Sas yang berarti mengarahkan, mengajarkan atau memberi petunjuk dan -Tra yang berarti menunjukkan alat atau sarana. Jadi Sastra berarti alat atau sarana yang digunakan untuk mengajar. Sementara dalam bahasa lain seperti bahasa Inggris sastra biasa dipadankan dengan kata Literature, dalam bahasa Jerman Literatur. Semuanya merupakan kata dari bahasa Yunani Litteratura yang berasal dari akar kata Letter yang berarti huruf atau tulisan. A. Teew (1984: 22).
Untuk memetakkan atau membedakan anak-anak dari dewasa atau remaja, maka dapat dipergunakan teori perkembangan psikologi menurut Jean Piaget. Dalam teori perkembangan psikologi J. Piaget terdapat 4 (empat) tahap perkembangan psikologi. Pertama, tahap Sensorimotor (Usia 0-2 tahun). Kedua, tahap Preoperasional (Usia 2-7/8 tahun). Ketiga, tahap Operasional Konkre (Usia 7/8-11/12 tahun). Keempat, tahap Operasional Formal (Usia 11/12-18 tahun). C. A. Budiningsih (2005: 37-39).
Sastra anak adalah sastra anak-anak dengan rentang usia bayi sampai remaja, termasuk buku-buku “berkualitas” baik, melalui prosa dan puisi, fiksi dan nonfiksi. (Tomlinson dan Lynch-Brown dalam D. M. Barone, 2011: 6). Lebih lanjut yang dimaksud dengan buku yang berkualitas adalah salah satu yang pada saat tertentu menyebabkan pembaca merasa dan berpikir. Tunnell dan Jacobs (2008) berpendapat topik buku yang bagus adalah yang menuangkan "rasa hormat". D. M. Barone (2011: 6)
Selain itu, ada beberapa pendapat lain terkait dengan definisi sastra anak. Menurut B. Nurgiyantoro (2005: 6) Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak yang berangkat dari fakta konkret yang dapat diimajinasikan. Sedangkan menurut Davis Sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak dengan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang penulisnya juga dilakukan orang dewasa. Dalam Sarumpaet (2010: 2).
Lukens (2003) mendefinisikn sastra anak adalah sebuah karya yang menawarkan dua hal utama: kesenangan dan pemahaman. Heru Kurniawan (2009: 22). Senada dengan apa yang disampaikan oleh Seorang penyair Italia, Quintus Horatius Flaccus berpendapat bahwa sastra berfungsi ganda “Dulce Et Utile” (Menghibur dan Bermakna), jadi sastra paling tidak harus memuat dua fungsi yang dimaksud Flaccus. Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas dan ditambah dengan muatan fungsi sastra menurut Flaccus.
Definisi lain tentang sastra anak adalah cerita yang mengacu pada korelasi dengan dunia anak-anak (dunia yang dipahami anak) dan bahasa yang digunakan sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional anak (bahasa yang dipahami anak-anak). Heru Kurniawan (2009: 22).
Jadi, sastra anak dapat difokuskan untuk anak-anak dengan rentang usia dari 0-11/12 tahun atau berdasarkan pada teori psikologi J. Piaget (Sensorimotor, tahap Preoperasional, dan tahap Operasional Konkret), yang pada masa ini anak-anak hanya dapat memahami sesuatu yang bersifat konkret, adapun imajinasi yang bersifat fantasi atu berlebihan, itu semua masih dapat diterima oleh anak-anak.
3.Ciri-ciri sastra anak
Ada beberapa yang menjadi ciri khas dari sastra anak yang dapat dibedakan dengan sastra remaja atau sastra dewasa. Berikut adalah ciri-ciri sastra anak yang dirangkum dari Suyatno (2009), Sarumpaet (2009), dan B. Nurgiyantoro (2005).
a)Tokoh yang terlibat dalam cerita diperkenalkan terlebih dahulu.
Setiap tokoh yang berperan dalam cerita atau sastra anak diperkenalkan terlebih dahulu, sedangkan pada cerita remaja atau dewasa pengenalan tokoh dapat terjadi ketika cerita sedang berlangsung.
b)Dalam penceritaan selalu dibarengi dengan gambar
Untuk sastra anak-anak, penceritaan diperkuat dengan gambar. Tujuan dari iringan gambar pada penceritaan adalah untuk memperkuat penceritaan sehingga anak-anak lebih mudah memahami cerita. Selain itu kehadiran gambar adalah salah satu sarana untuk menarik perhatian.
c)Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
Bahasa yang digunakan dalam penceritaan cenderung mudah untuk dipahami oleh anak-anak dan tidak menggunakan bahasa yang kompleks seperti karya sastra yang ditujukan untuk remaja atau dewasa.
d)Desain buku bacaan yang unik untuk menarik prhatian
Desain buku untuk anak-anak cenderung berbeda dengan buku-buku remaja, buku anak lebih menggunakan desain yang berbeda seperti bentuk yang menyerupai buah-buahan, atau dengan kombinasi warna yang menarik perhatian.
e)Penceritaan cenderung terkait dengan kehidupan anak (keluarga, teman, guru, dll).
Penceritaan selalu dikaitkan dengan kehidupan anak-anak, sehingga pesan yang ingin disampaikan tercapai. Meskipun penceritaan dalam bentuk fabel dan cerita fantasi, namun penceritaan tetap berpusat pada kehidupan yang dialami anak-anak.
f)Diakhir cerita selalu menggembirakan tokoh utama.
Penceritaan dalam sastra anak selalu berakhir dengan kegembiraan pada tokoh utama sebagai fokus penceritaan. Tidak hanya tokoh utama, tokoh antagonis dalam penceritaanpu selalu berakhir dengan sadar dan berubah dengan sifat baik.
g)Dikaitkan dengan psikologi perkembangan anak (Operasional konkret).
Penceritaan, penggambaran, latar, dll. Selalu dikaitkan dengan psikologi anak yang hanya dapat memahami sesuatu yang bersifat konkret.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H