Mohon tunggu...
SirriSaqti
SirriSaqti Mohon Tunggu... Musisi - Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

terus berusaha mencari cara agar hidup menjadi berguna bagi sesama.~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nasib Pak Tua di Sisa Akhir Hidupnya

23 Juli 2021   12:49 Diperbarui: 23 Juli 2021   12:58 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang tua renta di perempatan jalan
berjalan sempoyongan memikul beban
bibirnya gemetar, perih menahan lapar!
matanya sayu memerah, letih menahan marah!

dalam hatinya jelas terbaca
baris kalimat kesedihan
namun tiada yang memedulikan 

barangkali Tuhan sudah pergi dari negeri ini
negeri yang konon bersemboyan 'Gemah Ripah Loh Jinawi' tapi sedikit sekali manusianya yang peduli.

***

langit menghitam menuju malam
pak tua terus berjalan menyusuri trotoar jalan.
berjalan di antara bising mesin mobil-mobil mewah yang berlalu-lalang melewatinya 

terus berjalan ...
tanpa tujuan
hingga gelap melenyapkan pandangan mata
ia pun terlelap di bawah kolong jembatan beralas tanah berbantal tangan.

o, malang nian nasib pak tua
hidup di negeri kaya raya
namun tak dapat merasakan kebahagiaan di sisa akhir hidupnya.

-----0-----

Juli, 2021

~SirriSaqti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun