(1)
penyair miskin
pemakan aksara-aksara
hingga tinggal kulit pembalut tulang.
sengsara sekali hidupnya!
terombang-ambing di lautan cinta dengan biduk berdayung pena.
(2)
berkata-kata layaknya pujangga
namun kata hilang makna!
hanya kulit tanpa isi
seperti tidur mendengkur tak dihinggapi mimpi.
(3)
sempurnanya makhluk ialah manusia;
tulang berlapis daging terbungkus kulit.
sempurna ketika ia memakai baju, membedakannya dari binatang serta orang gila!
(4)
ayam panggang di hadapan.
guru memakan dagingnya
murid melahap tulangnya
adalah gambaran; untuk mencapai derajat tinggi seseorang mestilah memerihkan diri.
(5)
pada tubuh cinta usia belasan
puisi ialah tulang dari kulitnya yang kemerah-merahan.