Mohon tunggu...
Kang Sirod
Kang Sirod Mohon Tunggu... -

ToekangLedeng yg hobby nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duel dua kubu, modal besar untuk sistem perpolitikan kita ke depan

13 Juli 2014   16:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:28 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak ingin menutup-nutupi siapa saya, saya ingin memperkenalkan diri dulu siapa saya. Saya ex. Jasmev..

Pertarungan dua kubu di pilpres 2014 ini telah mengelompokkan kekuatan-kekuatan politik menjadi pertarungan ideologis. Fragmentasi partai yang dulu sangat rasional - pragmatis, membentuk kekuatan emosional - ideologis.

Seorang kawan diskusi di facebook, mengatakan bahwa fragmentasi politik kita dapat dikelompokkan ke dalam 3 bagian besar:

  1. Nasionalis - Islam : PKS, PAN, PBB, PPP
  2. Nasionalis - Konservatif : Golkar, Demokrat, Gerindra, Hanura
  3. Nasionalis - Sekuler : PDIP, Nasdem, PKB

Berbeda dengan pertarungan politik di Amerika dan Eropa yang lebih banyak terkumpul dalam 2 kelompok besar LEFT WING dan RIGHT WING, di kita entah mengapa selalu terbagi dalam 3 kelompok besar (di jaman orde lama ada Nasionalis - Agama dan Komunis).

14052167801751680976
14052167801751680976

Saya kira, pertarungan dua kubu antara Jokowi - JK vs PSHR sekarang telah mengerucutkan kekuatan-kekuatan politik tersebut menjadi 2 kubu saja:

  1. Sekuler (LEFT WING)
  2. Konservatif (RIGHT WING)

Kalau kita perhatikan, pertarungan dua kubu ini dapat dijelaskan oleh bagan/infografik di atas. Dengan mudah kita mendapat penjelasan, misalnya mengapa kubu Prabowo didukung PKS, PBB, PAN dan PPP, sementara PDIP, PKB dan Nasdem di kubu seberangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun