Mohon tunggu...
Siro Alfayed
Siro Alfayed Mohon Tunggu... -

Terus melangkah mengukir jejak sejarah..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Majelis Taaruf Laa Tansa: Ajang Ikhtiar Para Pencari Jodoh

6 Oktober 2010   01:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Selain untuk memfasilitasi kalangan yang belum memiliki jodoh, tujuan awal pendirian majelis ini adalah untuk menjadikan pernikahan sebagai solusi dari permasalahan yang muncul di tengah masyarakat,"

Apa yang ada dalam benak kita saat membayangkan seorang perempuan berusia 73 tahun? Boleh jadi kebanyakan dari kita menggambarkan dia sebagai lazimnya sosok nenek-nenek yang tua, renta, dan sudah beranak pinak. Namun, saat Alhikmah berkunjung ke sebuah Majelis di kawasan Dago, Utara Bandung, gambaran tentang sosok tadi tak sepenuhnya benar. Ia memang sudah tua, tapi masih perawan. Tanpa suami, apalagi anak dan cucu.

Kok bisa? Bisa saja, dan ini adalah kenyataan. Pembaca Alhikmah bisa menemui sosok tadi di sebuah Majelis Taaruf (perjodohan) bernama "La Tansa". Sesuai dengan arti dari La Tansa itu sendiri, jangan bersedih, majelis taaruf yang berlokasi Masjid Agung As-Salam, Ciburial Dago, Bandung ini banyak menampung para ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan) yang berharap mendapatkan jodoh, agar tidak bersedih lagi.

Dan fantastis, tidak kurang dari 3500 anggota sudah terhimpun di majelis ini. 615 pasang diantaranya telah berujung di pelaminan, alias menikah.

Mulanya tahun 2004. Tanpa sengaja, KH. Muchtar Kholid, sang Pembina Majelis, kebanjiran jemaah yang hendak berkonsultasi seputar jodoh. Biro taaruf Islami ini pun kemudian berdiri. "Selain untuk memfasilitasi kalangan yang belum memiliki jodoh, tujuan awal pendirian majelis ini adalah untuk menjadikan pernikahan sebagai solusi dari permasalahan yang muncul di tengah masyarakat," ungkap KH. Muchtar Kholid, saat ditemui Alhikmah awal Maret 2010 lalu.

Tidak sedikit diantara para jemaah yang datang adalah para wanita korban penipuan kaum adam, korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan praktik-praktik perdukunan. Minimnya pemahaman agama adalah diantara faktor yang membuat mereka kehilangan banyak materi, waktu, bahkan kesucian.

Cara Bergabung

Bagi Anda yang berminat untuk bergabung di Majelis La Tansa, caranya mudah saja. Isi biodata Anda selengkap mungkin. Untuk operasional, Anda cukup mengeluarkan 50.000 rupiah saja di awal pendaftaran sebagai anggota. Seterusnya, Jamaah diwajibkan untuk menghadiri pengajian bulanan, plus pembinaan dari para ustadz, pengurus majelis. Bahkan di Majelis La Tansa ini, setiap anggota yang hendak memasuki jenjang taaruf yang lebih spesifik lagi, akan mendapatkan pendampingan penuh, tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Jika salah satu biodata anggota yang dibukukan itu ditandai oleh lawan jenisnya, dan hendak berlanjut untuk proses taaruf, maka pihak pengelola akan mempertemukan kedua belah pihak. Didampingi salah seorang penanggung jawab taaruf, sepasang anak manusia yang tengah berikhtiar itu biasanya yang memutuskan apakah proses tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Jika ada yang melanggar aturan dan kemudian melakuan pertemuan dan komunikasi tanpa sepengetahuan pihak La Tansaa, secara otomatis tidak menjadi tanggung jawab La Tansaa. Artinya hubungan itu tak diakui pihak La Tansaa.

Apabila memang ada kecocokan, penanggung jawab taaruf kemudian memrosesnya pada tahap lanjutan, yakni tahap sosialisasi pada orang tua. Jika ternyata ada ketidakcocokan dari orang tua, perjodohan itu tidak lantas dipaksakan. Keputusan akhir tetap diserahkan kepada para peserta yang hendak menjalani bahtera rumah tangga.

"Pernikahan ‘kan tujuannya bukan memberatkan, tapi harusnya menjadi solusi. Makanya kami tidak ingin mempersulit jamaah," ungkap Muchtar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun