Perpustakaan memiliki peran besar atas peradaban informasi dan pembelajaran, namun pustakawan penting untuk menyempurnakan sarana perpustakaan ideal. Keandilan Perpustakaan Nasional demi terciptanya masyarakat Indonesia cerdas, kreatif dan inovatif janganlah hanya slogan semata. Keterjaminan layanan perpustakaan yang merata sudah benar-benar dibutuhkan, tidaklah mencapai misi resolusi pembangunan bersama dikenal Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 tanpa keseluruhan pihak turut andil.
Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) layanan perpustakaan perlu melihat kemampuan pengunjung untuk dipergunakan, kemanfaatan akan dirasakan apabila masyarakat diberikan edukasi yang signifikan.Â
Potensi dari keberhasilan masyarakat mengakses TIK adalah implementasi konektivitas masyarakat pada peradaban. Maka, fokus utama pustakawan adalah mewujudkan Connectivity, Content dan Human. Pendekatan manusia (humanistic approach) akan tampak akar masalah sesungguhnya dari kurang optimal perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Sinergitas kegiatan di ruang-ruang perpustakaan yang melibatkan masyarakat akan berorientasi pada dedikasi yang menghibur dan menarik. Meskipun terdapat Digital Native (generasi digital) dan Digital Immigrant (generasi adaptasi) perlu pemahaman agar saling menginovasi maju ke depan dan hasil pemberdayaan perpustakaan bisa disebarluaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H