Profesi manusia apapun di zaman sekarang selalu membutuhkan pengetahuan-pengetahuan sesuai perkembangan zaman, dahulu mungkin saja dokter di desa tidak terlalu mengetahui alat-alat teknologi untuk mengobati pasien. Namun, lihat di kota, percepatan informasi dan kebutuhan zaman yang lebih mumpuni menyediakan fasilitas terbaik untuk pasien.Â
Nah, pengetahuan di percepatan informasi dan komunikasi ini sering kali butuh waktu lama untuk dipelajari, dipahami hingga menjadi ahli di hal tersebut. Alasan sederhananya, teknologi yang ada, seperti telepon, hiburan sosial media, dan cepatnya berita berganti membuat anda terganggu mempelajari yang anda butuhkan.
Bisa dibayangkan, bagaimana dunia kerja yang memungkinkan harus cukup kompeten menghadapi pembaharuan-pembaharuan tersebut. Seorang profesional sekalipun akan melakoni peran yang ditugaskan secara keseluruhan. Konsep yang menjelaskan bagaimana seseorang bisa penuh perhatian pada apa yang ingin dipelajari adalah deep work. Deep work adalah puncak konsentrasi seseorang yang mempelajari hal sulit dan membuat pekerjaan lebih berkualitas dan cepat.
Cal Newport, seorang profesor computer di universitas Goergetown menulis sebuah buku yang berjudul ‘Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World’ dan mendefinisikan deep work sebagai kebebasan dari distraksi ketika seseorang berada dalam potensi otak yang maksimal. Hal ini benar-benar membuat produktivitas meningkat. Metode yang Newport tawarkan ialah menghentikan alat-alat komunikasi secara tidak terputus untuk jangka waktu Panjang.
Jika itu tak bisa tercapai, cobalah dalam satu waktu 60-90 menit tanpa gangguan apapun, sehingga kefokusan akan cepat menyerap dan memahami apa yang dituju. Kebiasaan orang-orang yang melakukan deep work adalah mengasingkan diri ke tempat-tempat yang tepat, seperti halnya Bill Gates yang pergi ke hutan atau JK Rowling yang pindah ke pondok tengah hutan. Mereka akhirnya mampu menghasilkan dan mewujudkan sesuatu yang menakjubkan. Sebabnya, pada taraf tersebut kejernihan berfikir mendalam dan percepatan potensi otak akan bekerja maksimal.
Terlihat sulit di zaman sekarang, namun itulah kebebasan yang akan dirasakan seseorang jika bertekad untuk menjadi dirinya sendiri. Ini sangat efektif memperbaiki kinerja otak yang penuh informasi dan kejenuhan dunia. Anggap saja, seseorang yang ingin membuat sebuah buku novel tapi ia seorang jurnalis yang setiap harinya mencari berita, jika tekad yang dimiliki jurnalis itu sungguh-sungguh namun tetap saja diselingi pekerjaan yang lain, kiranya campur aduk perasaan ketika menulis novel dan menulis berita tidak akan luput dari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Artinya, konsentrasi yang disiapkan untuk menulis novel tidak benar-benar kejernihan pemikiran tanpa gangguan apapun, karena ia telah lakukan banyak pekerjaan. Single task, lakukan satu pekerjaan di satu waktu. Ini jalan keluar jurnalis agar potensi otak disalurkan untuk menulis novel saja. Tujuan nya adalah tulisan yang berkualitas, baik segi cerita dan karakteristik karakter di dalam nya.
Orang-orang memang sangat jarang melakukan deep work dan itulah yang membuat deep work sangat penting. Andreas Harsono berpendapat, siapapun bisa membuat suatu buku, namun bisa jadi itu hanya ‘buku-buku-an’ saja. Maksudnya, eksistensi ada dan esensi dari keberadaan itu yang jarang diperhatikan. Padahal, deep work membentuk perasaan yang tenang dan baik supaya nilai dan kenyamanan berada pada taraf tingkat tinggi.
Internet dan sosial media adalah tantangan ter berat saat ini, distraksi-distraksi yang timbul berefek pada kecanduan yang tak berujung, menghabiskan waktu yang tak perlu, menjemukan pada sesuatu yang diluar diri dan gangguan psikologis. Gejala-gejala pada diri seseorang yang buruk bisa diminimalisir dengan berupaya tahu apa yang bermanfaat, dibutuhkan, dan memiliki nilai orisinil dan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H