Suatu organisasi sering kali mempunyai strategi dan taktik untuk menjalankan kinerja-kinerja setiap divisi di dalamnya. Roda motorik dalam organisasi kecil hingga besar (perusahaan) pasti bukan hanya diraih oleh Pimpinan yang mengatur kelola organisasi tersebut, setiap individu terlibat menggerakkan organisasi juga berpengaruh cukup dominan.Â
Mengenai hal itu, setiap kinerja yang dilakukan oleh Pimpinan, karyawan, anggota divisi secara personal dan komunal diperlukan evaluasi melalui taktik yang cukup populer digunakan.
Tidak asing lagi, setiap perilaku mempunyai tujuan pasti dengan suatu konsep yang dapat meraih hal tersebut, biasa dinamakan strategi.
Grand design yang dimiliki saja tidak cukup, perlu juga metode yang secara detail perlahan-lahan serta menghasilkan, atau taktik untuk mencapai strategi tersebut. OKR atau Objective Key Results kerap kali dipakai beberapa dekade terakhir, selain MBO (Management by Objective) dan KPI (Key Performance Indicators).
Tahun 1974, metode OKR dikenalkan oleh Jhon Doerr yang kala itu ia bekerja di perusahaan Intel. Ia mempelajari Objective dan Key Result yang sebelumnya Andy Grove pada tahun 1968, ia mendirikan perusahaan Intel dan menggunakan MBO yang dikembangkan Peter Ducker tahun 1954 dan Peter mengubah MBO di modifikasi pada OKR. Jelas memang ini metode turunan yang diubah dari metode yang berbeda.Â
Organisasi besar (perusahaan) di Indonesia menerapkan dekat-dekat ini dan umumnya digunakan pada perusahaan start up, layaknya Gojek.
Demikian, OKR dalam organisasi digunakan sebagai metode pengukur kinerja orang-orang dalam organisasi menjalankan pekerjaan, besar kecilnya organisasi menggunakan OKR agar menunjukkan pencapaian dimaksimalkan secara ambisius saat pelaksanaannya. Secara implisit bahasa, OKR terdiri dari dua bagian, yaitu objective dan key results. Objective sebagai tujuan atau target utama sedangkan key results menjadi indikator kualitatif yang bersifat ambisius.
Perencanaan key results mencapai objective haruslah terukur dengan indikator tertentu, mencangkup hal-hal yang detail memaksimalkan untuk objective (target utama).Â
Dan, perencanaan tersebut tidak bisa dilakukan secara individu, diperlukan kesepakatan bersama dalam tim, divisi, dan Pimpinan perusahaan. Upaya key result tidak luput dari tempo waktu tertentu supaya apa yang menjadi objective terlaksana kan atau tidak bisa di evaluasi di kemudian hari.
OKR yang dibentuk perusahaan diperuntukkan Pimpinan, sama halnya ke setiap divisi hingga setiap individu dari OKR divisi. Bisa saja tujuan setiap individu merupakan metode turunan ambisius dari pimpinannya. Objective memuat tujuan kualitatif dan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time bound).Â