Populasi JOMO bisa diketahui dimana orang-orang membatasi waktu dalam bermain sosial media, membangun koneksi dengan orang terdekat secara mendalam, fokus pada yang sudah direncanakan, meluangkan waktu untuk mengatur ulang apa yang menjadi prioritas utama mereka.Â
Karena kebahagian tidak temukan hanya melalui sosial media atau tren saja, tetapi hal-hal sederhana yang bisa dihadapi, dinikmati, dan dilalui secara suka dan duka disamping arus globalisasi.
Tentu, JOMO janganlah distigmakan sebagai orang kudet (kurang update) atau norak dan tidak salahpahami harus berpuasa sosial media atau lebih-lebih menghilang dari dunia maya.Â
Konsepnya harus dicermati kembali sesuai presepsi seperti menyelam sambal meminum air namun tidak hanyut dalam gelombang keterpurukan zaman. Â