Banyaknya platform, memudahkan audiens menjangkau untuk mengakses dengan mudah dan tidak ribet harus searching di situs online. Adapun, jika isu dengan bobot bahasa yang berat sukar untuk membawa audiens tertarik, buatlah sesederhana mungkin dan ditambah dengan selera humor yang baik. Tujuannya tetap supaya memancing dan menarik audiens juga. Selanjutnya mengkonsumsi dan berasumsi diserahkan kembali pada audiens.
3. Merawat Isu, Memastikan Kebenaran yang Signifikan
Tidak sedikit media yang merawat isu karena kesungguhan loyalitas mereka terhadap publik, sebab dengan upaya konsisten kebenaran yang terjadi benar-benar faktual. Seperti poin pertama, ketidakfokusan isu untuk diselesaikan membutakan kebenaran yang memang-memang benar.
Kasus kekerasan seksual di kampus salah satunya, dari hari per hari, bulan per bulan, tahun per tahun kasus sensitif dan tersembunyi hanyalah memberitakan bahwa ada pelecehan seksual di kampus oleh dosen, mahasiswa atau pegawai lainnya namun hanya sekedar sampai situ.
Audiens tidak tahu apa tindaklanjut dari pihak kampus atau pemerintah. Bagaimana korban tersebut dipulihkan, apa saja penanganan yang benar dilakukan pihak berwenang dan polemik korban dan pelaku yang memang itu ranah privat.Â
Dengan merawat suatu permasalahan pasti publik atau audiens memiliki kebenaran apa yang harus dilakukan dan dihindarkan dalam upaya pencegahan dan penanganan. Hasilnya pun akan membentuk bahwa seperti ini loh yang terjadi dan harus demikian.
4. Kolaborasi Media
Menyelasaikan suatu kasus memang tidak mudah, teknik investigasi dan riset mengandalkan satu media tidaklah cukup.Â
Solusi untuk membentuk opini publik adalah dengan kolaborasi media A dengan media B atau lebih, dikarenakan ada audiens yang loyalitas membaca dari media A saja, padahal jika saja membaca media B bisa membuka wawasan yang baru mengenai isu yang terjadi. Berkolaborasi juga menguatkan media dalam menyelidiki isu-isu yang sulit dipecahkan.Â
Biasanya ini dilakukan oleh media alternatif, karena melihat media arus utama cenderung kompetitif dengan media rivalnya dalam mencapai rating dan komersial.Â
Kolaborasi media juga membuka saran dan kritik publik terjangkau lebih luas sebagai bahan evaluasi media. Pada akhirnya, kontruksi publik bisa didapatkan dengan adanya ketertarikan audiens melihat media berkolaborasi.
5. Tentukan Target, Sesuai Sektor yang Dibidangi
Memulai dari yang kecil adalah peluang yang paling besar, salah satu media yang menarik adalah golosortimes yang bersektor di skateboard.Â
Jadi, dalam membentuk suatu opini publik tidak melulu berjangkau luas karena hal tersebut memang cukup sulit. Terbilang cara ini adalah alternatif yang nantinya bisa dikembangkan luas kepada masyarakat umum.Â