Mohon tunggu...
Sirly rizqyamalia
Sirly rizqyamalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menyukai pertualangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Kurikulum yang Overloaded di Indonesia

2 Juni 2023   17:19 Diperbarui: 2 Juni 2023   17:29 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum menjadi persoalan yang sangat urgen dalam dunia pendidikan. Kurikulum di madrasah sarat dengan materi (overloaded) dan bahkan tidak memiliki keterikatan antara pelajaran agama dengan pelajaran umum. Kurikulum di madrasah lebih menekankan pada ranah kognitif saja, sementara ranah afektif dan psikomotorik menjadi terabaikan. Seharusnya, kurikulum harus segera diperbaiki karena tanpa kurikulum yang tepat, maka lembaga Pendidikan Islam akan sulit mencapai tujuan pendidikan (Suwito, 2008).

Satu hal yang paling penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan kurikulum karena kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses pendidikan. Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau tidaknya proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau sekolah. Dengan demikian, pengaturan kurikulum yang sifatnya overloaded akan menghambat peningkatan mutu pendidikan

Menghambatnya peningkatan mutu pendidikan juga disebabkan oleh pengajaran yang berlangsung kebanyakan menanamkan teori-teori pengetahuan melulu, akibatnya para lulusan yang di hasilkan kurang siap pakai bahkan miskin ketrampilan dan tidak mempunyai kemampuan untuk berproduktifitas di tengah-tengah masyarakatnya, karena muatan kurikulum yang diterima di sekolah-sekolah memang tidak dipersiapkan untuk menjadikan lulusan dari peserta didik untuk dapat mandiri dimasyarakatnya.

Materi pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam pada masa sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, selain juga semakin beratnya beban yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Oleh karena tuntutan perkembangan yang demikian pesatnya, para perancang kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk memperluas cakupan yang terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan.

Berdasarkan ciri-ciri kurikulum pendidikan isam menurut Mujamil Qomar disebutkan sebagai berikut.
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada sebagi tujuan, kandungan, metode alat dan tekniknya.
2. Memiliki perhatian yang luas dan kandungan yang menyeluruh.
3. Memiliki keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang beragam.
4. Berkecendrungan pada seni halus, aktivitas pendiddkan, jasmani, latihan militer, pengetahuan teknik latihan kejuruan dan bahasa asing untuk perorangan maupun mereka yang memiliki kesediaan, bakat dan keinginan.
5. Keterkaitan kurikulum dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedaan perorangan di antara mereka.

Ciri-ciri ini menggambarkan adanya berbagai tuntutan yang harus ada dalam kurikulum pendidikan Islam. Tuntutan ini terus berkembang sesuai dengan tantangan zaman yang sedang dihadapi. Tantangan pendidikan Islam dizaman sekarang tentu sangat berbeda dengan zaman klasik dulu. Tantangan dizaman sekarang tentu lebih kompleks. Kurikulum pendidikan harus dirancang dengan sebagus mungkin untuk menghasilkan output yang memuaskan.

Penjelasan tentang ciri-ciri kurikulum pendidikan islam ini dapat kita jadikan acuan untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lembaga Pendidikan Islam seharusnya memiliki kurikulum yang didasarkan pada pandangan tentang tidak adanya dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, dunia dan akhirat. Kurikulum ini terus dikembangkan dari waktu ke waktu sejalan dengan tuntutan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dunia kerja. Dengan demikian, terjadi hubungan yang sinergis antara lembaga Pendidikan Islam dengan masyarakat.

Manajemen kurikulum yang baik akan berdampak pad output peserta didik yang baik pula. Lembaga pendidikan yang menghasilkan output yang baik akan menarik minat masyarakat terhadap lembaga tersebut sehingga mereka akan menyekolahkan anak-anaknya di sana karena mereka percaya bahwa lembaga pendidikan tersebut memiliki mutu yang bagus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun