Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nanti Video Callnya Kita Sambung Lagi

15 November 2023   12:26 Diperbarui: 15 November 2023   12:37 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah desa yang dipenuhi dengan aneka ragam tanaman yang subur di daerah sejuk. Ada kopi, berbagai macam buah-buahaan, sawah-sawah sengkedan yang harmoni alam. Desa ini juga sudah terkena korporasi industri tanaman sejak jaman Belanda hingga jaman reformasi saat ini. Tanah yang dulu pernah ditanamai pohon teh, coklat, dan saat ini kelapa sawit.

Belum lagi desa ini telah melahirkan dan membesarkan orang-orang hingga empat generasi dengan karakter yang dikenal oleh delapan saudari ini. Profil ini akan menjadi topik perbincangan menrik. Tentang anggota DEPEER puluhan tahun dari desa ini. Atau seorang perempuan sedikit kurang waras bernama Kandi. Dengan banyak cerita di dalamnya. Atau tentang keluarga-keluarga yang lucu, yang prihatin atau bahkan keluarga menonjol karena ekonominya.

Sungguh sebuah proses evolusi puluhan tahun telah membingkai keinginan untuk berkunjung di akhir tahun ini.

***

Video call memunculkan wajah-wajah antusiasme. Keluarga yang tergolong super komunikatif tinggal di kota Medan. Saudari dengan pangkat urutan enam ini paling banyak ide briliant. 

Merangkai rute menakjubkan. 

"Kita akan memulai perjalanan dari Simp. Adam Malik."

"Makan siang terbaik dengan babi panggang terenak di kota Medan."

"Tesalonika?" bertanya saudari nomor dua. 

Rumah makan ini sudah terkenal seantero Indonesia saat berkunjung ke Medan.

Saudari enam menjelaskan bahwa ini rumah makan baru dengan lemak minyak daging renyah super lezat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun