Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar, Ornop Memulainya 20 Tahun Lalu Lho!

13 Maret 2023   15:48 Diperbarui: 13 Maret 2023   16:01 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyeragaman pendidikan selama ini membuat manusia menjadi terkerangkeng dan hanya bisa menjadi followers tetapi tidak jadi influencer. Hanya pengetahuan copy paste,  imitasi dan kurang mendorong keaslian suatu daerah dengan berbagai kekayaan ilmu pengetahuannya.

Ribuan komunitas yang bahu membahu  membangun sistim pendidikan merdeka dari Aceh sampai Papua adalah asset bangsa yang harus dihargai. Bukan malah mencapnya melakukan pendidikan tidak benar.

Berbagai komunitas dan organisasi berbasis issu, wilayah, kepentingan banyak tumbuh untuk memberikan pendidikan alternatif (bagi sebagian orang ) pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhan warga menjadi pilar penting yang selayaknya berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan. Belajar tidak harus di gedung, berbagai sekolah alam juga sebaiknya sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah. Sekolah-sekolah lingkungan, sekolah perempuan, sekolah warga rentan menjadi sekolah terbaik yang memerdekakan manusia. 

Komunitas ini belajar di ladang, di sawah, di hutan, di tepi jembatan atau juga ada yang belajar di atas pohon. Guru bisa darimana saja, tokoh adat, tokoh agama, anak-anak, ibu rumah tangga yang berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Lihatlah misalnya sebuah Ornop yang bergerak di issu perempuan, siswa tidak harus anak-anak. Perempuan miskin juga bisa menjadi peserta didik. Belajar di rumah warga menggunakan bahan ajar  yang ada seperti daun, batu, pasir. Tidak harus alat modern berupa pensil dan kertas. 

Di sisi lain, pembelajaran yang dilakukan oleh salah satu organisasi bergerak di Hak Asasi Manusia (HAM). Belajar tentang HAM tidak harus teori melulu. Bisa berbagi cerita dengan korban pelanggaran HAM.Menuliskan kisah mereka dengan lisan. Bahkan melatih para korban untuk berbicara di mimbar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Belajar tentang kesetaraan perempuan juga dilakukan oleh Ornop yang bergerak dalam keadilan gender dengan belajar bersama seraya membawa anak-anak mereka ke kelas belajar. Suasana kelas riuh, anak-anak yang ribut dan bagaimana membujuk anak-anak itu adalah bagian pembelajaran. 

Sebagaimana Ornop sudah melakukan model pendidikan yang membebaskan 2o tahun lalu. Merdeka Belajar identik dengan Pendidikan yang  membebaskan (Kata Paulo Freire, seorang Filsuf besar dunia). Pendidikan kiranya membuat semua orang bahagia dengan cita-citanya. Bisa hidup makmur dan bangga atas pekerjaan yang dimilikinya. Tidak ada yang menjadi hina atas apa yang dilakoninya sebagai bagian dari belajar selama hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun