Sistim Pendidikan Menjadi Salah Satu Pilar Penting Membangun BangsaÂ
Ada 3 pilar besar atau komponen bangsa yang ikut dalam membangun bangsa, negara, swasta dan masyarakat sipil. Pendidikan masuk ke negara atau sipil? Pendidikan atau sekolah dan universitas adalah komponen penting yang berkontribusi besar dalam membangun kualitas bangsa. Dengan kualitas tinggi dan majunya karakter bangsa, maka kemakmuran bisa dicapai dengan cepat.
Merdeka belajar masih baru didengungkan 3 tahun terakhir ini. Sementara banyak komunitas warga atau sebut saja Ornop (Organisasi Non Pemerintah) sudah memperkenalkan konsep ini sejak 20 tahun lalu. Tapi konsep ini banyak diejek di jaman itu. Era dimana konsep belajar masih dua arah. Bottom up. Saat itu guru adalah pusat segala-galanya, guru mengetahui semua pengetahuan dan keterampilan. Sementara murid adalah orang bodoh yang harus dijejali berbagai pengetahuan baru dan mendapatkan keterampilan.
Berita baiknya , era ini kita sudah menyadari bahwa Belajar harus merdeka, kurikulum yang dibuat harus memerdekakan orang. Setiap orang memiliki kekhasan, setiap murid punya potensi, tidak ada yang bodoh. Sehingga kurikulum merdeka memberi dorongan bagi semua murid untuk berkreasi senyaman mungkin. Memajukan setiap individu sesuai dengan kemampuannya. Sebuah model pembelajaran yang akan menguatkan karakter manusia.Â
Semua Orang Adalah Guru, Dan Semua Tempat adalah Sekolah
Teringat 20 tahun lalu, bahwa konsep Semua Orang Adalah Guru dan Semua Tempat Adalah Sekolah menjadi petikan pas untuk kurikulum merdeka.Konsep ini banyak diterapkan organisasi non pemerintah yang bekerja dalam bidang pemberdayaan masyarakat terhadap masyarakat miskin kota, petani, pekerja dan perempuan.
Berbagai organisasi ini memberikan pendidikan dengan metode partisipatif. Model pendidikan orang dewasa dengan meyakini bahwa semua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan masing-masing. Dalam konsep pendidikan orang dewasa yang mereka terapkan, guru hanyalah sebagai fasilitator. Memfasilitasi semua peserta didik untuk berbagi pengalaman masing-masing sebagai bahan contoh bagi peserta lain. Peserta didik juga merumuskan berbagai kebutuhan mereka secara bersama-sama sesuai dengan  lokasi, waktu dan situasi setempat.Â
Tidak ada pembelajaran yang digeneralisasi. Sistim pendidikan yang dibangun membuat semua peserta didik berbahagia untuk mengikuti semua proses pembelajaran. Saat peserta training sudah mengantuk, kita membuat ice breaking (pemecah kebekuan). Biasanya proses pembelajaran berlangsung serius tapi santai. Suasana kelas dibuat serileks mungkin. Model ceramah dihindari karena peserta akan bosan dan tidak sanggup menyerap berbagai ceramah satu arah.
Model pembelajaran merdeka sebagaimana konsep yang dikenalkan oleh Ornop (Organisasi Non Pemerintah) 20 tahun lalu mendidik orang agar kritis analitis. Tidak serta merta menerima semua pengetahuan tanpa ada analisisnya.  Setiap pengetahuan yang diterima tidak bisa serta merta diterima  begitu saja. Sumber pengetahuan bisa dari mana saja, tetapi isi, makna tujuan harus dikritisi apakah untuk memajukan, membodohi atau untuk kepentingan elit semata. Model-model merdeka belajar terlihat dari cara berpikir peserta didik menghasilkan para innovator, kreator, pemikir besar, politikus ulung, para penyair hebat, para birokrat yang reformis.Â
Berbeda dengan model pendidikan berbasis kurikulum lama, merdeka belajar diisi oleh suasana kelas yang dipenuhi tanya jawab, argumentasi, dan membangun analitis yang kuat. Dalam kelas yang belum merdeka akan terlihat siswa atau mahasiswa pasif. Peserta didik tertekan oleh beban pelajaran dalam bentuk SKS, Bidang studi, mata pelajaran, tugas akademik yang tidak menarik. Peserta hanya dibekali teori besar yang tidak dikombinasikan dalam praksis kerja di lapangan.Â
Situasi akademik masih kaku, senior dan junior, guru besar, dosen biasa, guru honor,pegawai tetap, semua istilah ini masih membuat kelas-kelas dalam sistim pendidikan. Tapi dalam model pembelajaran merdeka, prinsip kesetaraan menjawab kebutuhan pendidikan yang sebenarnya. RUang ini membuka setiap elemen bangsa saling terkait satu dengan yang lain. Perguruan tinggi berkolaborasi dengan Ornop, Perusahaan dan berbagai komunitas kreatif untuk menciptakan pendidikan yang memerdekakan.
Komunitas Masyarakat Sebagai Penggerak Bagi Kemajuan Pendidikan
Menggerakkan komunitas belajar baik guru, pemerhati pendidikan dan orangtua sangat efektif dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Selama ini pandangan miring akan berbagai komunitas yang tumbuh seperti Ornop adalah kekuatan besar bersama pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dalam memformulasikan pendidikan sesuai kebutuhan Indonesia. Contoh model pendidikan Butet Manurung dengan Sokola Rimba bisa menjadi transformasi kombinasi atas pendidikan Indonesia yang memang masih beragam dan memiliki corak berbeda.